SAUH BAGI JIWA
Menjadi Tenang Dalam Kekesalan
“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kolose 3:23)
“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kolose 3:23)
Merasa kesal di tempat bekerja adalah suatu hal yang sering kita rasakan, baik itu berurusan dengan rekan kerja ataupun dengan atasan. Perbedaan pendapat yang muncul dan sikap yang diberikan terkadang dapat memunculkan perasaan kesal tersebut.
Ada seseorang yang baru saja merasa kesal dengan atasannya setelah ia bekerja selama lima bulan di tempat tersebut. Atasannya tersebut menyarankan beberapa perbaikan pada presentasi PowerPoint yang sederhana, dan ia merasa kesal. Ia pikir “perbaikan” yang disarankan itu tidak sepadan dengan waktu dan usaha yang dikeluarkan. Menurutnya, atasannya itu terlalu pilih-pilih dan rincian yang dimaksud itu tidak berarti. Hal ini akan membuang-buang waktu dan tenaga saja.
Biasanya, ia tidak pernah terpancing untuk marah. Tapi kali ini, ketika atasannya meninggalkan ruang kerja, ia merasa sangat kesal. Ia juga mempertimbangkan untuk tidak menerapkan perubahan yang disarankan tersebut. Tapi, tiba-tiba kalimat-kalimat dari surat Kolose 3:22-24 muncul di benaknya, yang menyatakan agar kita harus berbuat dengan segenap hati kita seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Lebih lengkapnya, ayat tersebut berkata: “Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.” Firman Tuhan menenangkan hatinya. Ia dengan taat membuat perubahan yang disarankan itu dan hasilnya tidak terlalu buruk.
Jika kita renungkan, semua otoritas atau atasan yang kita miliki dalam hidup ini ditempatkan di posisi itu oleh Tuhan. Meskipun mereka mungkin bukan orang yang percaya pada Tuhan, Dia menggunakan mereka untuk mengajar dan membentuk kita. Mungkin kita sedang dilatih untuk menjadi orang yang lebih sabar atau orang yang bisa menerima pendapat orang lain atau yang lainnya. Jadi, kita harus mendoakan mereka agar dapat hidup dan bekerja dengan damai (1Tim 2:1-2).
Selain itu, etos kerja dan sikap kita di tempat kerja juga memengaruhi pelayanan kita di gereja, begitu pun sebaliknya. Berjalan dengan benar di satu area bukan berarti kita juga sudah berlaku benar di area lainnya. Maka, bukan hanya berlaku baik ketika melakukan pelayanan di gereja, kita juga harus berlaku baik di tempat kerja.
Mengutip dari ayat Kolose di atas, kita juga diingatkan untuk bersikap taat kepada atasan kita di tempat kerja meskipun mereka adalah orang yang sulit atau menyebalkan. Kita perlu bekerja bagi mereka dengan hati yang tulus karena kita takut akan Tuhan. Apabila terasa sulit, kita bisa mendoakan hal ini. Ingatlah bahwa kita perlu dengan segenap hati dalam melakukan segala sesuatu, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Tuhan Yesus menyertai kita.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 14-15 Desember 2024
- Bacalah renungan “MENJADI TENANG DALAM KEKESALAN”
- Dalam waktu dekat ini, apakah Anda pernah menjadi kesal? Dari renungan ini, apa yang dapat kita pelajari mengenai bagaimana seharusnya kita bersikap saat menjadi kesal?
- Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat tetap tenang dalam kekesalan.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.