SAUH BAGI JIWA
“Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan“
“Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan“
Seringkali umat percaya menjadi bingung dan mengalami kesulitan untuk memutuskan suatu perkara karena mereka tidak tahu apa kehendak Tuhan dalam perkara tersebut.
Percaya atau tidak, seorang ibu sering sulit mengetahui kehendak anaknya yang masih bayi. Istri sulit mengetahui kehendak suami dan demikian pula sebaliknya,
sehingga timbullah perceraian. Katanya, pria lebih sulit memahami wanita daripada wanita memahami hati pria. Bawahan mengalami kesulitan untuk mengerti kehendak atasannya, sehingga sering kena omelan. Manusia mengalami kesulitan untuk memahami kehendak sesamanya, apalagi kehendak Bapa di surga. Itu bukanlah perkara yang mudah.
Kegagalan manusia dalam memahami kehendak sesamanya dapat diatasi dengan kebersamaan dan komunikasi yang baik. Dengan dua hal tersebut, manusia belajar untuk memahami sesamanya. Ada yang berhasil dan ada yang tidak, tergantung kemampuan belajar seseorang. Dengan cara yang sama, yaitu kebersamaan dan komunikasi, manusia belajar memahami kehendak Tuhan.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma mengatakan bahwa kehendak Tuhan itu baik dan sempurna, dan berkenan. Pemahaman ini berguna pada saat orang dihadapkan pada dua atau lebih pilihan dan mendapat kesulitan untuk menentukan manakah di antara pilihan tersebut yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan melihat yang baik, sempurna, dan berkenan di hadapan Allah, kita dapat memastikannya.
Tetapi, dalam peristiwa-peristiwa kehidupan, baik dan sempurna bukanlah standar mutlak untuk mengetahui kehendak Tuhan. Ada orang yang mengatakan bahwa segala yang buruk pasti datangnya dari si jahat. Penyakit, bencana alam, kecelakaan, semuanya pasti berasal dari si jahat sehingga perlu diusir dengan upacara penolak bala, penolak segala kesialan.
Tidak dapat disangkal, iblis memang dapat melakukan hal-hal jahat seperti itu, tetapi, untuk memunculkan kemurnian seseorang, kadang kala Tuhan harus menempa, menguji, dan menggembleng orang tersebut. Cara Tuhan memurnikan alat-Nya tentu ada berbagai macam. Salah satunya adalah dengan hal yang buruk. Jadi hal buruk yang terjadi dalam kehidupan manusia pun bisa jadi merupakan kehendak Allah.
Bahwa kehendak Allah itu baik dan sempurna, dapat dilihat pada babak akhir kehidupan seseorang, bukan pada proses pembentukannya. Lihatlah gelas keramik yang cantik, yang pembentukannya dimulai dari sesuatu yang terlihat kotor dan buruk. Anda tidak akan meminum air dari gelas setengah jadi, bukan?
Untuk mengetahui akhir kehidupan, dibutuhkan kesabaran untuk menerima setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan Anda dan selalu mengucap syukur atas segala sesuatu, bahkan mengucap syukur atas pemberian yang buruk. Tentunya ini bukan hal yang mudah. Untuk dapat mengetahui kehendak Tuhan, perlu pembaharuan budi. Dengan demikian maka proses pembentukan itu akan lebih menyenangkan karena kita menjalaninya dengan kesadaran bahwa Tuhan menghendaki hal tersebut terjadi.
Kita tidak perlu merasa tertekan dan putus asa, sebab kita percaya bahwa Tuhan memelihara. Kita tidak perlu merasa sedih, sebab kita percaya bahwa Tuhan memperhatikan. Kita tidak perlu kecewa, sebab kita tahu bahwa rancangan Tuhan mendatangkan kebaikan. Sikap yang demikian sesungguhnya mencerminkan bahwa pemahaman kita akan kehendak Tuhan sudah jauh lebih dekat dari sebelumnya. Kiranya hikmat dan kasih karunia Tuhan senantiasa membimbing kita. Amin.