SAUH BAGI JIWA
“Ketika dilihat orang-orang Asdod, bahwa demikian halnya, berkatalah mereka: ‘Tabut Allah Israel tidak boleh tinggal pada kita, sebab tangan-Nya keras melawan kita dan melawan Dagon, allah kita’ “
“Ketika dilihat orang-orang Asdod, bahwa demikian halnya, berkatalah mereka: ‘Tabut Allah Israel tidak boleh tinggal pada kita, sebab tangan-Nya keras melawan kita dan melawan Dagon, allah kita’ “
Tangan adalah alat gerak pada tubuh manusia yang fungsinya sangat vital untuk beraktivitas. Dengan tangan, kita dapat melakukan banyak hal seperti membantu sesama atau merawat orang lain. Namun, di juga digunakan untuk mendidik orang lain, memberikan larangan bahkan melakukan tindakan kedisiplinan. Berita tentang kuatnya kuasa tangan Tuhan Allah Israel ternyata sudah tersebar sampai kepada bangsa Filistin. Penulis Kitab
Melalui tangan-Nya, bangsa Israel dapat keluar dari perbudakan di Mesir. Selain itu, tangan Allah juga bekerja terhadap orang Filistin bahwa tangan-Nya berkuasa dan tabut Tuhan tidak dapat dibandingkan dengan Dagon, dewa orang Filistin. Ketika tabut Tuhan ada dalam kuil Dagon, maka sebanyak dua kali Dagon jatuh di hadapan tabut Tuhan. Melalui peristiwa tersebut, Allah telah menunjukkan keilahian-Nya dan kuasa-Nya sebagai Allah yang hidup, bukan ilah yang dibuat, dirawat dan diam dalam kuil buatan manusia.
Malapetaka demi malapetaka yang menimpa bangsa Filistin saat tabut Tuhan dipindahkan dari kota ke kota, menunjukkan bahwa tangan Allah keras melawan mereka. Sampai akhirnya bangsa Filistin tidak tahan lagi dan mengirim tabut Tuhan tersebut kembali ke bangsa Israel. Tentunya tidak ada yang mengira bahwa tabut Tuhan bisa dikembalikan begitu saja dengan sukarela oleh orang-orang Filistin. Berita tentang kepulangan tabut Tuhan pun akhirnya mulai tersebar di kalangan bangsa Israel.
Sesungguhnya, melalui kisah ini, penulis Kitab
Dengan kata lain, meskipun bangsa Israel tidak taat, Allah tetap dapat menunjukkan kemuliaan-Nya kepada bangsa lain tanpa melalui perantaraan umat-Nya – sehingga mereka gentar pada Allah, bukan pada umat Israel yang tidak taat. Dari peristiwa ini, kita belajar bahwa pelayanan dan perilaku kehidupan pribadi kita memiliki kaitan yang erat. Janganlah mengira bahwa saat kita tidak taat pada firman-Nya, maka penyertaan Tuhan tetap ada dalam diri kita. Peristiwa yang menimpa bangsa Filistin sesungguhnya mengajarkan kita bahwa menghormati Tuhan adalah hal yang sangat penting. Pelayanan dalam pekerjaan-Nya harus disertai dengan rasa takut, hormat, segan serta ketaatan pada ketetapan-Nya. Kiranya Roh Kudus-Nya senantiasa membimbing kita di dalam ketaatan. Amin.