SAUH BAGI JIWA
“Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu” (Kejadian 28:15)
“Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu” (Kejadian 28:15)
Seorang saudari, dalam masa sulit hidupnya, pernah berkata, “Penyertaan Tuhan itu hanya untuk orang lain, bukan untuk saya.” Perkataan itu ia ucapkan karena tekanan hidup yang dirasakannya begitu besar dan ia merasa bahwa seakan-akan Tuhan itu jauh dari dirinya dan tidak peduli atas apa yang sedang terjadi dalam hidupnya.
Terkadang, dalam permasalahan hidup, keraguan muncul dalam hati kita, “Apakah sungguh Tuhan ada bersama-sama denganku dan apakah Ia beserta denganku di saat-saat seperti ini?”
Penulis kitab Kejadian pernah menceritakan permasalahan hidup yang dialami oleh Yakub, bagaimana secara tiba-tiba ia harus menjadi pelarian–meninggalkan tempat tinggalnya dan berpisah dengan kedua orangtuanya–oleh karena kakaknya sendiri berniat untuk membunuhnya.
Namun, saat Yakub bermalam dalam pelariannya, ia bermimpi dan melihat sebuah tangga yang ujungnya sampai ke langit (Kej 28:12-15). Dari peristiwa itu, Yakub tahu bahwa Tuhan sungguh tidak meninggalkannya. Setelah ia terbangun dari tidurnya, Yakub mulai belajar untuk percaya pada penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Perlahan-lahan, pertumbuhan iman Yakub mulai berkembang.
Pergumulan dan tantangan dalam iman pun terasa ketika Yakub tinggal bersama Laban, pamannya. Ketidakadilan dan berbagai kecurangan pun menimpa hidup Yakub. Tanpa pamit, Yakub bersama-sama dengan keluarganya melarikan diri. Yakub menjadi seorang pelarian lagi. Ketika Laban menyusulnya, Yakub dengan tegas berkata, “Seandainya Allah ayahku…tidak menyertai aku, tentulah engkau sekarang membiarkan aku pergi dengan tangan hampa” (Kej 31:42). Dari pernyataan Yakub, terlihat pertumbuhan imannya bahwa di masa-masa sulit–saat Yakub tinggal di rumah Laban–Tuhan tetap menjaga dan memberkati Yakub.
Pada hari ini, dalam menjalani kehidupan, ada kalanya kita melalui masa-masa yang tidak menyenangkan. Namun, di saat yang demikian, apakah kita tetap dapat melihat dan merasakan penyertaan Tuhan sebagaimana Yakub melihat dan mengalami penyertaan-Nya?
Tuhan tidak akan meninggalkan umat-Nya ketika mereka sedang berada di dalam kesulitan. Tetapi seringkali, kita sebagai umat-Nya justru tidak menyadari bahwa Allah Bapa kita sesungguhnya senantiasa berada di dekat kita dan menyertai kita. Ketika di masa-masa sulit kita dapat melihat serta merasakan penyertaan Tuhan, maka penderitaan tersebut akan menjadi pengalaman rohani tersendiri bagi pertumbuhan iman kita.
Kadangkala, justru diri kitalah yang tidak sabar menanti pertolongan Tuhan dan bertindak menurut kehendak dan pemikiran kita sendiri. Atau, Tuhan sesungguhnya sudah memberikan pertolongan, tetapi kitalah yang justru menolak-Nya dan tidak sepenuhnya menyerahkan diri kita pada bimbingan-Nya. Meskipun demikian, Tuhan tetap bagaikan seorang gembala yang dengan sabar menuntun dan membimbing kita sepanjang masa hidup kita.
Oleh karena itu, janganlah kita menyia-nyiakan kesabaran kasih Tuhan terhadap diri kita. Ia telah menuntun kita sepanjang hidup kita sampai hari ini. Ia telah menjadi gembala dalam hidup kita. Marilah kita berserah pada kehendak-Nya dan taat sepenuhnya pada bimbingan-Nya.