SAUH BAGI JIWA
“TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut” (Ulangan 13:4)
“TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut” (Ulangan 13:4)
Obaja adalah seorang pelayan atau kepala istana Raja Ahab dari Israel. Kata ‘obaja’ sendiri memiliki arti hamba Tuhan. Sesuai dengan arti namanya, Obaja memang adalah seorang hamba Tuhan yang saleh. Sejak muda, dia sudah percaya dan menjadi seorang yang takut akan Tuhan. Dia lebih takut kepada Allah daripada manusia. Ini terbukti ketika dia dengan berani menyembunyikan seratus nabi Allah ketika mereka hendak dianiaya oleh Izebel. Tentu saja perbuatannya itu sangat berbahaya dan berisiko. Jika perbuatannya ketahuan, dia bisa saja dibunuh oleh Izebel. Tapi Obaja tetap berani menyelamatkan para nabi Allah itu. Bukan hanya itu, dia bahkan mengurus makanan mereka juga.
Selain itu, Obaja juga berani membujuk Ahab dan mengatur pertemuan antara Nabi Elia dan Raja Ahab. Ini juga perbuatan yang mengandung risiko. Ahab memang sedang mencari-cari Elia dan ingin membunuhnya. Tentu dia akan senang jika tahu keberadaan Elia. Namun, bagaimana jika ketika Obaja memberitahukan keberadaan Elia, ternyata Elia sudah tidak lagi berada di sana? Tentu Ahab akan murka dan melampiaskan kemarahannya kepada Obaja dan menganggap Obaja sebagai pendusta yang sedang mempermainkannya. Belum lagi jika hal ini diketahui oleh Izebel. Risikonya akan jauh lebih besar.
Tapi Obaja sungguh adalah seorang yang saleh dan takut akan Allah. Dia rela mempertaruhkan nyawa demi membela dan menaati perintah Allah. Kesalehan dan keberanian Obaja sungguh patut kita teladani. Janganlah kita bersikap kompromi jika itu berkaitan dengan kebenaran dan perkara-perkara Tuhan. Kita harus setia kepada kebenaran Firman Tuhan, apa pun risikonya. Ketika suatu hari kita dihadapkan pada kondisi di mana kita harus memilih: tetap setia pada Tuhan atau melakukan hal yang bertentangan dengan Firman-Nya, apa yang akan kita perbuat? Apakah kita tetap memilih untuk setia seperti Obaja? Risiko yang kita hadapi mungkin akan berbeda-beda–mulai dari tekanan dari anggota keluarga, teman, kehilangan pekerjaan sampai pada mempertaruhkan nyawa.
Keberanian Obaja timbul karena rasa takutnya kepada Allah melebihi rasa takutnya kepada manusia. Ini adalah sikap seorang pengikut Tuhan yang setia! Yesus pun mengajarkan hal ini kepada kita dalam Matius 10:28, “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.”
Ketika kita berkomitmen untuk lebih takut kepada Allah daripada manusia, maka tidak ada lagi kompromi. Kita hanya mau taat kepada Allah. Dengan iman, kita percaya bahwa Allah ada di pihak kita. Sehingga apa pun yang terjadi, itu adalah kehendak-Nya dan demi kebaikan kita. Sebab “Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya” (Mzm 33:18). Tanamkanlah rasa takut dan kesetiaan akan Tuhan dalam diri kita! Kiranya kasih karunia dan kekuatan dari Tuhan beserta.