SAUH BAGI JIWA
“Jagalah hatimu…buanglah mulut serong…biarlah matamu memandang terus ke depan…” (Amsal 4:23-25)
“Jagalah hatimu…buanglah mulut serong…biarlah matamu memandang terus ke depan…” (Amsal 4:23-25)
Penulis Amsal 4:23-25 menyampaikan beberapa nasihat kepada kita. Nasihat-nasihat ini mengajarkan kita untuk menjaga hati, perkataan, dan mata, agar jalan hidup kita tidak menyimpang dari kebenaran. Tiga hal yang dinasihatkan ini adalah bekal bagi kita untuk menempuh perjalanan rohani kita agar kita tidak menyimpang ke kiri atau ke kanan.
Nasihat sang penulis Amsal yang pertama adalah agar kita menjaga hati kita dengan penuh kewaspadaan. Mengapa ini menjadi bekal yang penting dalam hidup kerohanian kita? Kita dapat melihat kembali kejadian kakak beradik Kain dan Habel ketika mereka memberikan persembahan kepada Tuhan. Hati Kain menjadi panas, mukanya menjadi muram, ketika melihat bahwa Tuhan lebih berkenan pada persembahan Habel. Tuhan sudah mengingatkan Kain untuk menjaga hatinya dari dosa dan ia harus dapat mengalahkannya. Tapi Kain tidak menjaga hatinya dari dosa dan akhirnya membunuh adik kandungnya sendiri. Penulis surat
Begitu pula halnya dengan perkataan. Mulut serong dan bibir dolak-dalik dalam bahasa asli memiliki makna “tipuan dari mulut dan perkataan yang membalik-balikkan fakta.” Mengapa perkataan demikian dapat mempengaruhi jalan hidup kita? Lidah adalah anggota kecil dari tubuh yang dapat membesar-besarkan suatu perkara. Perkataan dan lidah kita sama seperti api. Jika kita tidak menjaganya dengan hati-hati, hal tersebut bisa mendatangkan bahaya besar bagi diri kita maupun orang lain.
Selain itu, penulis Amsal memberitahukan agar mata memandang terus ke depan dan tatapan mata ke muka, yang secara harfiah dalam bahasa asli bisa diterjemahkan menjadi “mata memandang terus ke arah yang lurus dan tatapan mata ke arah yang benar.”
Mata adalah pelita tubuh. Alkitab mencatatkan jika mata kita baik, teranglah seluruh hidup dan jika mata kita jahat, gelaplah seluruh tubuh. Pada hari ini, bagaimana mata memiliki peranan penting di dalam mempengaruhi kehidupan kerohanian kita? Dalam keseharian kita, tentunya kita menerima berbagai macam konten media sosial melalui handphone kita. Jika ada suatu konten yang menarik perhatian kita, maka tanpa sadar waktu yang ada bisa kita habiskan hanya untuk melihat konten tersebut secara terus-menerus.
Tentunya, berbagai akses jenis informasi dan tontonan–yang baik dan buruk–dapat dijangkau dengan mudahnya. Dengan demikian, jika mata tidak dijaga dan terus menerima informasi dan tontonan yang “gelap, kotor” dan memuaskan hawa nafsu, gelaplah mata rohani dan tubuh kita sehingga pertumbuhan iman kerohanian pun menjadi terhambat.
Pada hari ini, marilah kita bersama-sama menjaga hati, perkataan, dan mata kita agar hidup kerohanian kita tidak menyimpang ke kiri atau ke kanan. Kiranya kita senantiasa memohon kekuatan dari Tuhan dengan rendah hati dan penuh ketaatan. Niscaya, Tuhan memampukan kita untuk menempuh jalan yang lurus dan benar, yang tidak berkelok-kelok, sehingga hati, mulut dan mata kita dapat memancarkan hidup Kristus. Segala kemuliaan bagi nama Tuhan. Amin.