SAUH BAGI JIWA
“supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah” (1 Petrus 4:2)
“supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah” (1 Petrus 4:2)
Disadari atau tidak, seringkali kita telah banyak menyia-nyiakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk hal-hal yang tidak terlalu berguna. Seringkali saat mengobrol dengan teman, baik secara langsung maupun melalui media sosial, tak terasa berjam-jam telah habis terlewatkan–padahal kita masih memiliki kesibukan lainnya. Atau saat kita merasa ingin melepas penat sebentar saja dengan menonton berita, serial atau acara favorit kita, tahu-tahu beberapa jam sudah terlalui tanpa kita sadari. Di sisi lain, saat kita sibuk dengan studi, karier, rencana masa depan; tanpa sadar seringkali kita mengabaikan waktu-waktu bersama orangtua, keluarga bahkan pertumbuhan rohani kita sendiri!
Sebenarnya hal-hal di atas, jika dilakukan dalam porsi dan waktu yang tepat, memiliki manfaat tersendiri. Mengobrol dapat membangun hubungan antar manusia. Berekreasi merupakan salah satu cara untuk menyegarkan pikiran dan mental di tengah kesibukan dan tekanan hidup. Merencanakan masa depan dan mengejar studi atau karier juga merupakan hal yang sangat penting. Namun, semua hal tersebut, jika hanya dilakukan semata-mata untuk kenikmatan dan kepentingan pribadi tanpa menyertakan bimbingan dan kehendak Tuhan tidaklah membawa kemuliaan bagi nama Tuhan.
Rasul Petrus dalam suratnya, telah mengingatkan para pembaca agar kiranya waktu yang masih ada, janganlah dipergunakan menurut keinginan manusia, yaitu untuk memuaskan berbagai hawa nafsu kedagingan, melainkan menurut kehendak Allah (1Pet 4:2-3). Allah menghendaki kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya dan meninggalkan kefasikan serta keinginan-keinginan duniawi. Maka, kita harus bijak dalam menggunakan waktu kita yang terbatas ini.
Kita selalu merasa masih akan ada waktu untuk ini dan itu, termasuk waktu untuk rohani kita, sehingga kita sering menunda-nunda untuk melakukannya. Sadarilah bahwa waktu tidak menunggu kita. Dalam bahasa Yunani, frase “waktu yang sisa” memiliki arti: “dari seluruh waktu yang sudah terlewatkan, masih tersisa sebagian waktu lagi yang masih berjalan.” Dengan demikian, waktu hidup yang masih kita miliki sekarang ini sesungguhnya hanya tinggal sebagian saja, dibandingkan dengan keseluruhan waktu hidup kita.
Oleh karena itu, Rasul Petrus menasihatkan agar hendaknya kita jangan lagi hidup sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah atau orang yang suam-suam kuku. Sebab, pada kesudahannya, masing-masing dari kita–orang benar maupun orang fasik–akan diminta pertanggung jawaban oleh Tuhan yang telah siap sedia menghakimi orang yang hidup dan yang telah mati. Marilah kita kobarkan terus semangat kita untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan melayani Dia di waktu-waktu yang masih ada ini.