SAUH BAGI JIWA
“Tetapi jawab Samuel: ‘Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan’ ” ( 1 Samuel 15:22)
“Tetapi jawab Samuel: ‘Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan’ ” (
Kitab
Meskipun Yosua adalah seorang pemimpin yang baik dan dia telah memimpin bangsa Israel menuju Kanaan; setelah kematiannya, orang Israel memasuki tahapan yang berat. Tahapan tersebut adalah siklus antara berkat dan disiplin – sebagai akibat dari ketaatan dan ketidaktaatan mereka.
Bahkan pada pasal terakhir dari kitab Hakim-hakim, tertulis suatu pernyataan suram, “Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri” (Hak 21:25). Sungguh suatu masa yang kelam jika manusia bisa sebebasnya melakukan apa saja menurut keinginan mereka sendiri tanpa aturan.
Oleh karena itu, kitab
Ketaatan dan ketidaktaatan adalah tema utama dari kitab ini. Kita dapat melihat kegagalan umat Tuhan untuk menaati Allah. Bahkan, para pemimpin rohani bangsa Israel pun tidak menunjukkan teladan yang baik – seperti halnya anak-anak imam Eli dan anak-anak dari Samuel sendiri. Kita juga dapat membaca kisah berulang tentang upaya Raja Saul untuk menjadi taat tetapi kemudian ia kembali gagal. Di sisi lain, kita dapat menemukan teladan ketaatan Samuel sejak dia masih muda sampai usia tuanya.
Selain ketaatan, Kitab
Meskipun kita sudah pernah membaca dan mendengar kisah tokoh-tokoh yang dicatatkan dalam Kitab