SAUH BAGI JIWA
“Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu, Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi , tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan“
“Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu, Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi , tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan“
Bangsa Israel dipimpin oleh Musa melakukan perjalanan menuju tanah yang dijanjikan Tuhan. Ketika sampai di padang gurun, mereka bersungut-sungut kepada Musa dan Harun, karena berpikir akan mati kelaparan di sana. Mereka merindukan tanah Mesir dan berangan-angan duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti. Tuhan mengetahui kebutuhan mereka akan makanan, dan Tuhan menunjukkan kuasa-Nya dengan menurunkan hujan roti dari langit sebagai makanan pokok bagi mereka. Itulah Manna, warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu.
Dalam perjalanan ataupun ketika berkemah, setiap pagi mereka memungut Manna sesuai keperluannya, dan pada hari keenam mereka memungut dua kali lipat karena hari ketujuh mereka menguduskan hari Sabat. Bangsa Israel makan manna empat puluh tahun lamanya sampai mereka tiba di perbatasan tanah Kanaan. Setelah bangsa Israel makan yang dihasilkan negeri Kanaan, Allah pun menghentikan manna.
Demikianlah pemeliharaan Allah. Allah akan memelihara kita sesuai dengan apa yang kita perlukan, dan menyediakan segala sesuatunya sesuai dengan apa yang kita butuhkan.Pemeliharaan Tuhan dalam kehidupan kita sangatlah ajaib. Firman Tuhan sendiri yang mengatakan bahwa orang benar tidak akan pernah ditinggalkan atau anak cucunya meminta-minta roti.
Ketika Yusuf tinggal di Mesir, terjadi kelaparan yang hebat di seluruh bumi selama tujuh tahun lamanya. Namun di Mesir berlimpah makanan karena Tuhan sudah memberitahukan hal ini lewat mimpi Firaun yang diartikan oleh Yusuf, sehingga pada masa kelimpahan mereka menimbun makanan. Saudara-saudara Yusuf yang menjual dirinya ketika berusia 17 tahun, juga pergi ke Mesir untuk membeli makanan dan berjumpa dengannya. Ketika Yusuf memperkenalkan bahwa dirinya adalah Yusuf yang dulu mereka aniaya, mereka sangat takut dan gemetar. Namun apa yang dikatakan Yusuf? “Tetapi janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu…” (Kej 45:5). Yusuf menyadari meskipun ia melewati kehidupannya dalam penganiayaan dan penderitaan, tapi ia tahu rencana Allah untuk memelihara keluarganya. Allah telah memelihara kehidupan keluarga Yakub sehingga menjadi bangsa Israel yang besar, umat pilihan Allah.
Langit tidak selalu biru. Kadang sangat cerah, namun kadang juga ada awan kelabu dan turun hujan. Demikian juga dalam kehidupan yang kita jalani. Pasang surut dapat terjadi silih berganti. Namun satu hal yang pasti, Allah akan tetap memelihara kita. Ketika bangsa Israel berjalan melewati padang gurun, Allah memelihara mereka dengan menurunkan manna dari Surga. Sesampainya di tanah Kanaan, meskipun manna tidak diturunkan lagi, Allah tetap memelihara dengan memberkati tanah yang mereka diami. Seperti Allah memelihara keluarga Yakub, seperti Allah memelihara bangsa Israel, demikianlah Allah akan memelihara kehidupan kita. Haleluya!