SAUH BAGI JIWA
“TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan, tetapi keinginan orang fasik ditolak-Nya” (Amsal 10:3)
“TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan, tetapi keinginan orang fasik ditolak-Nya” (Amsal 10:3)
Saat ini ada banyak orang merasa kuatir akan kebutuhan hidup sehari-hari. Terutama pada saat keadaan ekonomi secara umum sedang mengalami keadaan yang buruk. Apakah kebutuhan hidup saya akan tercukupi? Apakah saya sanggup membiayai sekolah anak saya? Apakah saya masih bisa bekerja dan memperoleh penghasilan? Apakah saya masih punya uang yang cukup untuk membeli makanan sehari-hari? Tidak sedikit orang yang berlaku nekat dan melakukan kejahatan. Mencuri, menipu, korupsi, menjual diri, bahkan membunuh demi untuk mendapatkan uang. Segala cara dihalalkan.
Raja Salomo melalui kitab Amsal mengingatkan kita bahwa harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna. Bukankah hasil perbuatan dosa sudah ada di tangan, tinggal dinikmati? Apakah Allah berkenan terhadap mereka yang ingin cepat menjadi kaya dan berlaku curang? Tuhan dengan tegas menolak keinginan orang fasik.
Tuhan menghendaki sikap yang benar dalam mengelola hidup yang masih Tuhan berikan kepada kita. “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya. Siapa mengumpulkan pada musim panas, ia berakal budi; siapa tidur pada waktu panen membuat malu” (Ams 10: 4-5).
Terkadang walaupun kita sudah rajin bekerja dan setia dalam jalan Tuhan, namun dalam situasi ekonomi yang sulit kita mungkin akan dihadapkan dengan keadaan yang mencemaskan seperti kehilangan pekerjaan, menyusutnya hasil investasi, bertambahnya utang, atau berkurangnya penghasilan untuk sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bila kita diijinkan Tuhan berada dalam situasi yang sulit tersebut hendaknya kita mengingat akan janji-janji Tuhan. Penulis kitab Amsal pernah mengingatkan, “TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan, tetapi keinginan orang fasik ditolak-Nya” (Ams 10:3). Dalam kitab Mazmur 33:18-19, Firman Tuhan menguatkan kita, “Sesungguhnya, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.”
Yesus pernah berkata kepada murid-murid-Nya, “Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Tentunya kita mengharapkan janji Allah tersebut tergenapi bila situasi sulit itu terjadi. Ada hal yang patut kita renungkan saat ini: Sudahkah kita memprioritaskan hal yang bersifat kekal di atas semua yang bersifat sementara? Sudahkan kita mencari hal yang rohani di atas pengejaran perkara jasmani?
Tuhan pasti memelihara orang benar dan tidak akan membiarkannya menderita kelaparan.