SAUH BAGI JIWA
“Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku“
“Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku“
Nabi Yesaya mendapat wahyu dari Allah menuliskan kalimat di atas, bahwa Allah tidak ada yang lain, tidak ada yang seperti Dia. Apa maksudnya? Karena Yesus itulah Allah sendiri. Firman Tuhan menegaskan bahwa Yesus adalah Allah yang menjelma menjadi manusia untuk melaksanakan rencana penyelamatan yang sudah Allah rencanakan sejak dahulu kala. Nabi Yesaya sendiri memberi kesaksian: “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (Yes 9:5).
Dalam kesaksiannya, nabi Yesaya mencantumkan beberapa panggilan untuk Yesus. Ia disebut sebagai ‘anak,’ sebagai ‘putera,’ termasuk ‘Bapa yang Kekal’ yaitu Allah sendiri.
Salah satu murid Yesus, Tomas, setelah melihat Yesus yang sudah bangkit dari kubur menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yoh 20:28). Rasul Paulus juga turut menegaskan: “Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia” (1Tim 3:16). Semua kesaksian murid-murid dan para rasul mendukung pernyataan Yesus sendiri: “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30).
Kemudian, frase “tidak ada yang seperti Aku” mengandung arti: Tidak ada seorangpun di dunia ini sebanding dengan Yesus, sebab Ia adalah Allah sendiri. Dia berkuasa menyembuhkan penyakit, membuat orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang tuli mendengar, membangkitkan orang mati, mengusir roh jahat. Selain itu, Ia juga berkuasa melakukan mujizat, seperti mengenyangkan 5000 orang lebih dengan hanya lima roti dan dua ikan. Dia juga sanggup meredakan badai ombak yang mengamuk. Dahulu Yesus berkuasa, hari ini pun kuasa Yesus tetap nyata bagi setiap orang yang percaya.
Kemudian, frase “tiada yang seperti Aku” juga merujuk pada perbandingan kemurahan kasih Tuhan Yesus yang tiada tara dibandingkan dengan siapapun. Dia mengasihani orang berdosa bahkan mau menyelamatkan orang berdosa. Dengan lembut Dia memanggil kita agar kita percaya kepada-Nya, supaya kita dapat bertobat menerima pengampunan dosa melalui pengorbanan darah-Nya di atas kayu salib. Tiada kasih yang lebih besar dari pada Tuhan Yesus yang telah mati demi menolong kita. Dengan demikian kita dikuduskan bukan karena perbuatan kita melainkan karena percaya pada-Nya.
Dia mau kita hidup kudus setelah menjadi umat-Nya, sama seperti Dia adalah kudus. Setiap orang yang sudah diselamatkan oleh Tuhan Yesus, dibenarkan dan dikuduskan oleh darah-Nya, yang hidup menurut firman-Nya, pastilah terlepas dari kuasa maut, hidup sekarang penuh dengan harapan, kelak mendapat hidup kekal di sorga yang mulia.
Yesus, Juru selamat kita, Almasih kita, Dia mencurahkan Roh Kudus-Nya untuk tinggal di dalam kita. Dengan demikian, Dia selalu dekat dengan kita. Karena itu janganlah kita meninggalkan Dia. Berpegang teguhlah pada-Nya dalam iman. Hiduplah berjalan di dalam terang-Nya. Melalui pertolongan Yesus, kita meninggalkan segala perbuatan dosa dan kebiasaan-kebiasaan buruk. Selangkah demi selangkah, iman kita menjadi sempurna seperti Yesus adalah sempurna.
Sungguh, tiada orang seperti Yesus, Tuhan kita yang Maha-kuasa yang Maha-pengasih. Kita sungguh bersyukur karena telah dipanggil dan dipilih menjadi umat-Nya, menjadi anak-anak-Nya. Dialah Tuhan kita, Allah kita!