SAUH BAGI JIWA
“Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan” (Amsal 30:24)
“Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan” (Amsal 30:24)
Nama Tyronne Curtis “Muggsy” Bogues telah menjadi satu nama yang akan senantiasa diingat bagi pecinta basket dunia. Seorang pemain basket profesional dengan postur tubuh kecil yang mampu berlaga di liga tertinggi bola basket di Amerika Serikat yaitu NBA.
“Muggsy” Bogues berlaga di NBA dengan tinggi tubuh 160 cm. Ukuran tinggi tubuh yang sangat tidak menguntungkan untuk bertanding dengan pemain profesional lainnya yang memiliki rata-rata tinggi 190 hingga 200 cm lebih. Bagi sebagian besar orang tentu dengan tinggi tubuh seperti itu menjadi kekurangan yang sangat besar untuk olahraga penuh kontak fisik seperti bola basket.
Namun “Muggsy” Bogues mematahkan pandangan itu. Ia berlaga di liga tertinggi basket dunia selama 14 musim dan pensiun pada musim ke-14. Banyak bintang NBA pada jaman itu yang memuji permainan “Muggsy” bahkan ada yang memiliki rasa ketakutan jika harus berhadapan dengan “Muggsy”.
Ternyata hal yang ditakuti dari “Muggsy” oleh pemain lawan adalah karena postur tubuhnya yang kecil. Karena postur tubuhnya begitu kecil dibanding pemain lainnya maka “Muggsy” seringkali tidak terlihat oleh pemain lawan, sehingga memudahkan dirinya untuk mencuri bola yang ada di tangan lawan. Dan karena posturnya yang kecil itu “Muggsy” mudah untuk mencuri bola yang sedang dibawa oleh lawannya ketika dijaga satu lawan satu oleh dirinya.
Kekurangan dirinya, yang dipandang sebelah mata oleh orang lain. Justru menjadi kelebihannya dan kekuatannya yang paling besar untuk berlaga di liga yang dipenuhi dengan orang-orang “besar”.
Seringkali kita melihat kekurangan diri kita sebagai suatu pembatas ataupun penghambat di dalam kehidupan kita. Suatu hal yang tidak baik, suatu hal yang tidak menguntungkan diri kita. Namun kitab Amsal 30:24-28 menuliskan,
“Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan: semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas, pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu, belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur, cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja.”
Setiap dari binatang yang tertulis adalah binatang-binatang kecil yang harus hidup di tengah segala binatang besar yang lebih kuat. Binatang-binatang kecil itu juga harus hidup dengan hukum rimba di mana yang bertahan adalah yang kuat. Namun kitab Amsal menuliskan bahwa di tengah kekurangan secara postur yang dimiliki oleh binatang-binatang kecil itu, malahan mereka memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh binatang-binatang besar lainnya.
Kelebihan dan kekurangan terkadang hanyalah sudut pandang orang yang melihatnya. Apakah orang tersebut melihatnya sebagai kekurangan atau orang tersebut melihatnya sebagai kelebihan. Sama halnya dengan kita melihat diri kita sendiri. Apakah kita melihat yang kita miliki sebagai kekurangan atau kita melihat hal yang sama sebagai kelebihan.
Tuhan menciptakan kita dengan keindahan kita masing-masing. Tuhan menciptakan kita dengan kelebihan kita masing-masing. Namun seringkali kita melihat tidak dengan cara Tuhan melihat kita, sehingga hal-hal yang Tuhan berikan kepada kita malah kita anggap itu sebagai kekurangan. Marilah kita mencoba melihat kelebihan apa yang sebenarnya kita miliki dari hal yang kita anggap sebagai kekurangan kita.