SAUH BAGI JIWA
“Cemeti adalah untuk kuda, kekang untuk keledai, dan pentung untuk punggung orang bebal”
“Cemeti adalah untuk kuda, kekang untuk keledai, dan pentung untuk punggung orang bebal”
Orang bebal adalah orang yang bodoh. Dari sudut pandang rohani, orang bebal bukan hanya bodoh, tetapi juga tidak berhikmat. Ia tidak mengenal dan tidak memiliki pengertian akan Allah. Pikirannya gelap dan tidak hidup dalam persekutuan dengan Allah. Orang bebal juga tidak percaya kepada Allah.
Daud berkata dalam Mazmur 14:1, “Orang bebal berkata dalam hatinya: ‘Tidak ada Allah.’ Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik.” Karena tidak mengenal dan tidak percaya kepada Allah, maka mereka cenderung bertindak sesuka hati menurut yang mereka pandang baik. Mereka juga memiliki pola pikir sendiri, sehingga sulit untuk diajar dan dinasihati.
Bangsa Israel merupakan contoh orang yang bebal. Bagaimana pun Allah mengajar mereka, berapa banyak pun nabi yang telah diutus untuk menyampaikan pesan-Nya, dan berapa banyak pun mukjizat yang telah diperlihatkan, tetap tidak dapat mengubah mereka. Hati mereka degil. Mereka keras hati, bodoh dan tidak mau bertobat. Maka tepatlah firman Allah mengenai orang Israel yang tertulis dalam Yeremia 4:22, “Sungguh, bodohlah umat-Ku itu, mereka tidak mengenal Aku! Mereka adalah anak-anak tolol, dan tidak mempunyai pengertian! Mereka pintar untuk berbuat jahat, tetapi untuk berbuat baik mereka tidak tahu.”
Orang-orang seperti itu hanya dapat dikendalikan dengan kekerasan. Sama seperti kuda dan keledai yang harus dikendalikan dengan cemeti dan kekang agar tidak menjadi liar dan bertindak semaunya sendiri. Kadangkala, orang bebal pun harus dipentung agar mau bertobat. Sama seperti seorang bapa yang akan menghajar anak yang nakal dan suka membangkang dengan rotan, maka Allah pun dapat menjatuhkan hukuman dan memberikan pukulan bagi anak-anak-Nya yang tidak mau taat. Amsal 13:24 berkata, “Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.” Demikian juga, Allah menghukum dan memukul demi kebaikan kita, agar kita bertobat dan dapat kembali ke jalan yang benar. Ketika perkataan tidak lagi berkuasa, maka tongkat yang akan berbicara.
Kebebalan telah membuat orang Israel banyak berbuat dosa. Memberontak, mencobai, murtad, tidak taat, tidak percaya kepada Allah, dan menyembah allah asing merupakan perbuatan-perbuatan jahat yang telah dilakukan orang Israel, yang mengakibatkan mereka berdosa kepada Allah.
Jika kita mau merenung, sesungguhnya kita pun sering melakukan hal yang sama seperti orang israel. Kita sering tidak percaya dan tidak taat kepada Allah. Adakalanya, kita juga memberontak, tidak mau menurut, dan suka memberhalakan sesuatu. Maka, sama seperti orang Israel, kita pun harus bersedia menerima hajaran dari Allah atas perbuatan kita itu. Kemudian, bertobatlah dan kembali ke jalan yang benar. Mohonlah hikmat-Nya agar kita dapat mengenal Dia dan jalan-Nya. Berdoalah agar kita dapat memiliki hati yang berhikmat, yang mudah dibentuk dan yang mau diajar, agar kita tidak menjadi orang yang bebal, melainkan orang yang arif. Seperti yang dinasihatkan oleh rasul Paulus kepada jemaat Efesus ini, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif” (Ef 5:15).