SAUH BAGI JIWA
“Sungguh, orang jahat tidak akan luput dari hukuman, tetapi keturunan orang benar akan diselamatkan” (Amsal 11:21)
“Sungguh, orang jahat tidak akan luput dari hukuman, tetapi keturunan orang benar akan diselamatkan” (Amsal 11:21)
Apabila kita pergi ke toko buah, kita akan melihat bermacam-macam buah menurut jenisnya. Misalnya buah jeruk. Ada jenis jeruk yang kulitnya berwarna hijau, oranye atau kuning. Varian jeruk ini sangatlah beragam, baik dari segi bentuk dan ukurannya. Ada jeruk yang ukurannya kecil, sedang, tetapi ada yang ukurannya seperti bola sepak. Umumnya orang memutuskan untuk membeli buah bukan hanya berdasarkan bentuk dan ukurannya saja, tetapi juga mempertimbangkan aspek lainnya, seperti kandungan nutrisi dan manfaatnya bagi kesehatan.
Seperti halnya buah-buahan, ada banyak jenis manusia di dunia ini. Setidaknya, kita bisa melihat empat jenis orang. Pertama, orang yang murah hati (ayat 17). Orang yang murah hati suka berbuat baik terhadap dirinya sendiri, atau terjemahan harfiah bahasa Ibraninya adalah “menyapih jiwanya.” Dengan kata lain, kemurahan hati berkaitan erat dengan pertumbuhan karakter seseorang. Kemurahan hati mencegah seseorang untuk dirusak oleh keegoisan dan ketidak-pedulian terhadap kepentingan orang lain.
Kedua, orang fasik, yang dikatakan oleh Alkitab sebagai orang yang memperoleh laba yang sia-sia. Orang fasik tidak suka menabur kebenaran sehingga senantiasa kehilangan pahala dan kebahagiaan (ayat 18-19). Bahkan, karena kejahatan hatinya, harapan orang fasik hanya akan mendatangkan murka. Sebagai anak-anak Allah, apakah kita suka menabur yang baik dan melakukan kebenaran firman Tuhan?
Jenis orang yang ketiga adalah orang yang hatinya serong dan suka melakukan kecurangan (ayat 20). Orang yang demikian tidak akan pernah berkenan di hadapan Tuhan karena segala bentuk kecurangan merupakan kejijikan bagi-Nya. Apakah kita pernah melakukan kecurangan saat kita menuntut ilmu di sekolah, bekerja atau berdagang?
Orang yang keempat adalah orang yang tidak susila atau tidak bijak. Di ayat 22 dikatakan, meskipun seseorang cantik parasnya, jikalau tidak bijak, ia seumpama anting-anting emas di jungur babi. Meskipun anting-anting emas itu sangat mahal, nilainya merosot karena berada di jungur babi, yang dipandang sebagai binatang yang najis.
Rasul Paulus berkata, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif.” (Ef 5:15). Sebagai seorang Kristen, apakah kita memperhatikan bagaimana kita hidup? Banyak di antara anak-anak Tuhan hidup seenaknya sendiri tanpa memperhatikan kebenaran. Misalnya, dalam gaya berpakaian. Banyak orang saat ini suka berpakaian minim sehingga menampilkan bagian tubuh mereka. Meskipun mereka terlihat cantik bagi orang-orang dunia saat mengenakan pakaian itu, mereka sesungguhnya menjadikan diri mereka tidak terhormat di hadapan Tuhan dan manusia.