SAUH BAGI JIWA
“Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?” (Keluaran 33:16)
“Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?” (Keluaran 33:16)
Ini adalah pertanyaan yang diajukan Musa kepada Tuhan ketika Tuhan menyuruh Musa memimpin bangsa Israel pergi ke tanah Perjanjian. Musa memang telah mendapatkan kasih karunia Tuhan, sebagaimana dapat kita baca di ayat sebelumnya, tetapi Musa ingin meneguhkan pernyataan Tuhan itu melalui pertanyaan tersebut. Musa tahu bahwa dia memang telah mendapat hak istimewa untuk berbicara kepada Tuhan secara langsung, namun dia juga tahu bahwa perintah untuk membawa bangsa Israel ke tanah Perjanjian bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, dia memohon agar Tuhan membimbing dan menyertai perjalanan mereka ini.
Sepanjang perjalanan mereka menuju Kanaan memang dipenuhi dengan banyak kesukaran. Mereka harus menempuh perjalanan yang jauh dengan berjalan kaki dan menghadapi bangsa-bangsa yang jauh lebih besar dan lebih kuat dari mereka. Walaupun menghadapi banyak rintangan, pada akhirnya mereka pun sampai ke sana. Semua itu bukan karena kehebatan mereka, namun karena penyertaan Tuhan atas mereka, seperti yang dikatakan dalam Ulangan 2:7, “Sebab TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala pekerjaan tanganmu. Ia memperhatikan perjalananmu melalui padang gurun yang besar ini; keempat puluh tahun ini TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, dan engkau tidak kekurangan apa pun.”
Hari ini, janji penyertaan Tuhan ini juga berlaku bagi semua orang percaya yang sungguh-sungguh taat dan hatinya melekat kepada-Nya. Mazmur 91 dengan jelas mengatakan bahwa orang yang sungguh-sungguh taat dan percaya kepada Tuhan akan memperoleh jaminan perlindungan-Nya. Maka, kita tidak perlu takut akan apapun, terhadap manusia, sakit-penyakit, malapetaka, kesukaran, dan penderitaan. Sebab Tuhan akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya untuk menjaga kita. Namun, bukan berarti bahwa kita akan selalu diluputkan dari hal-hal tersebut, melainkan malaikat-malaikat-Nya akan menatang kita agar kita tidak sampai jatuh tergeletak. Selain itu, Dia juga berjanji akan menjawab jika kita berseru kepada-Nya.
Berbahagialah orang yang disertai Tuhan! Kehidupan kita di dunia ini sama seperti perjalanan di padang gurun. Banyak kesukaran dan pencobaan yang harus kita hadapi. Tanpa penyertaan Tuhan, kita akan merasa sulit, takut, putus asa, bahkan jatuh. Kita akan sulit sampai ke Kerajaan Sorga dengan mengandalkan kekuatan kita sendiri. Kita memerlukan Tuhan sepanjang perjalanan ini. Kita harus senantiasa memohon agar Tuhan mau menyertai perjalanan kita ini. Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang tentu mau menyertai kita, asalkan kita dapat menjadi orang yang taat, berbelas kasih, sabar, rendah hati, dan tidak mementingkan diri-sendiri seperti Musa dan para orang kudus.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi pernah memberikan nasihat agar kita dapat memperoleh penyertaan Tuhan, “Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu” (Fil 4:9). Sama seperti kesetiaan dan ketaatannya kepada kebenaran, kita pun harus belajar menjadi seperti dia jika kita ingin mengalami damai sejahtera dan penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita.