SAUH BAGI JIWA
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 7:21)
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 7:21)
Sewaktu Tuhan Yesus memulai pemberitaan Injil di dunia ini, Ia memilih dua belas rasul dan melakukan banyak mujizat yang mengherankan dan menyembuhkan banyak penyakit. Banyak orang datang kepada-Nya untuk mendengarkan firman-Nya. Di sebuah bukit dekat Danau Galilea, Tuhan Yesus mengajarkan banyak orang tentang kebenaran yang ditulis oleh rasul Matius sebagai “Khotbah di Bukit” (Mat 5:3-12).
Sesudah itu Tuhan Yesus berpesan dengan sungguh-sungguh, bahwa setiap orang yang mendengarkan firman Allah harus melakukannya untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga, Ia lalu menceritakan perumpamaan di bawah ini sebagai kesimpulan.
Tuhan Yesus memakai perumpamaan memilih dasar dalam membangun rumah, membagi manusia menjadi dua macam. Yang pertama bijaksana, yang kedua bodoh. Semua orang tentu ingin membangun rumah yang kokoh, nyaman, dan indah. Rumah bukan saja tempat berlindung dari angin, hujan dan terik matahari, tetapi juga tempat tinggal hingga hari tua. Rumah tentu tidak sembarangan dibangun, sebab apabila rumah tidak kokoh dan rapuh, rumah itu dapat mencelakakan keluarga.
Apabila manusia mempunyai prinsip yang demikian dalam hal membangun rumah, sudah sepatutnya kita memegang prinsip yang sama dalam hal kehidupan rohani, yang tidak hanya mempengaruhi hidup kita sekarang, tetapi juga masa depan kita dalam hidup yang akan datang. Dalam perumpamaan ini kita dapat merenungkan bagaimana kita dapat menjadi Kristen yang berhikmat.
“Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal,” demikianlah nasihat yang dituliskan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Korintus (2Kor 4:18). Orang Kristen yang bijak akan berpikir jauh ke depan, siap sedia melakukan segala sesuatu untuk menjalankan perintah Allah dengan setia, dan memelihara janji Allah dalam hatinya, tidak terhanyut arus dunia. Ia adalah umat kudus yang sejati.