SAUH BAGI JIWA
“Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.” (Kolose 3:16)
“Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.” (Kolose 3:16)
Mengajar melalui instruksi wicara dan tertulis seringkali diterima sebagai cara yang mujarab untuk menyampaikan pengetahuan. Namun, seringkali kita melihat lagu atau musik juga dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajar. Paulus memberitahukan, bahwa mazmur, kidung dan lagu-lagu rohani dapat digunakan untuk mengajar dan menegur.
Ketika Musa hendak melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan bangsa Israel kepada Yosua, TUHAN memerintahkan Musa untuk menulis sebuah lagu dan “ajarkanlah kepada orang Israel, letakkanlah di dalam mulut mereka, supaya nyanyian ini menjadi saksi bagi-Ku terhadap orang Israel” (Ul 31:19). Lagu ini dicatat di kitab Ulangan 32, dan merupakan catatan tentang penyelamatan Tuhan, perintah-perintah-Nya, dan sifat-sifat ilahi-Nya. Ketika Musa mengajarkan bangsa Israel bagaimana menyanyikan lagu ini, ia mendorong mereka agar menyimpan firman Tuhan dalam hati mereka: “Sebab perkataan ini bukanlah perkataan hampa bagimu, tetapi itulah hidupmu, dan dengan perkataan ini akan lanjut umurmu di tanah, ke mana kamu pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya” (Ul. 32:47).
Daud dan Salomo juga memahami kuasa musik dalam mengajarkan firman Tuhan. Karena itu mereka menulis banyak mazmur untuk mengajarkan orang-orang lain bagaimana memuji dan menyembah Tuhan. Hari ini kita mungkin tidak mengetahui seperti apa bentuk asli lagu-lagu di dalam Mazmur, tetapi banyak pengajaran dari Mazmur dan bagian-bagian Alkitab lain yang menjadi intisari lagu-lagu rohani jenis himne.
Saat kita menyanyikan kidung pujian, apakah kita memperhatikan pengajaran- pengajaran Tuhan yang terdapat di dalam syairnya? Apakah kita menyimpannya di dalam hati, sehingga dapat membangun diri kita di saat-saat sulit? Sebagai pemimpin persekutuan atau guru agama, apakah kita menyempatkan diri untuk memilih lagu-lagu kidung yang menguatkan pesan firman Tuhan yang kita sampaikan?
Beberapa gereja juga mengadakan kebaktian pujian, dimana jemaat beribadah sebagian besar melalui kidung pujian disertai dengan kata-kata hikmat dan pembacaan Alkitab oleh pemimpin pujian. Pemimpin pujian menuntun jemaat untuk memahami pengajaran rohani dan kebenaran Alkitab melalui pujian yang dinyanyikan, dan jemaat dapat diajak untuk merenungkan dan memuji Tuhan dalam satu hati. Kita kemudian dapat membawanya lebih jauh, dan mengamalkan pengajaran-pengajaran Alkitab yang terdapat dalam syair kidung yang kita nyanyikan setiap hari dalam perjalanan iman kita. Maka kita kemudian menjalankan hidup yang berkenan di mata Tuhan.
Ketika kita melihat dalam kehidupan Daud dan membaca mazmur-mazmurnya, kita menemukan bahwa ia hidup seturut dengan pesan-pesan yang ia sampaikan di dalam mazmur-mazmurnya. Hal ini membuat pesan yang ia sampaikan melalui mazmurnya menjadi sangat kuat.