SAUH BAGI JIWA
“Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” (2 Timotius 2:3-4)
“Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” (2 Timotius 2:3-4)
Dalam pelayanan kepada Tuhan, Rasul Paulus menggambarkan orang yang melayani Tuhan seperti seorang prajurit. Seperti apakah gambaran prajurit Kristus yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus ini?
Pertama, Tuhan sendiri yang memilih prajurit-Nya. Untuk itu, kita harus merasa istimewa. Ikut menderita yang dimaksud di sini bukanlah sekedar penderitaan secara fisik. Lihatlah para prajurit. Mereka mempunyai tubuh yang kuat. Namun, untuk menyempurnakan mental mereka, para prajurit itu sering menerima perintah dalam bentuk teriakan keras. Karena tekanan yang begitu besar, seringkali mereka tidak bisa membendung air matanya walaupun secara fisik sepertinya mereka begitu kuat.
Sebagai prajurit Kristus, kita memerlukan latihan secara fisik dan mental sehingga siap melayani Tuhan. Paulus mengatakan bahwa kita harus sempurna dalam hal tubuh, jiwa dan roh, sehingga kita bisa menjadi pribadi yang kuat. Kita harus terus berdoa kepada Tuhan karena hanya Tuhan yang mampu menyembuhkan dan memberikan kekuatan kepada kita. Ini adalah ciri-ciri prajurit Kristus. Kita melawan roh-roh penguasa di udara, orang-orang yang tidak mengasihi dan garang, dan sebagainya yang ada di sekeliling kita. Kita harus melawan mereka dalam roh. Jika kita kuat, kita akan mampu menghadapi mereka.
Sebagai seorang prajurit, kita memiliki misi dan tujuan yang harus diselesaikan. Kita harus menghasilkan buah roh dan berjuang agar tidak tereliminasi dalam pertandingan iman. Firman Tuhan menuliskan, “Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.” (2Kor 10:5). Ini adalah tujuan yang harus dikejar oleh prajurit Kristus.
Banyak orang di dunia ini tidak mengerti arti keselamatan dari Tuhan Yesus. Sebagai prajurit Kristus, kita harus membawa mereka datang dan mengenal Tuhan Yesus. Kita juga harus membantu mereka yang terjebak mengikuti kehendak Iblis agar berbalik menuju kebenaran dan terlepas dari jerat Iblis (2Tim 2:24-26). Untuk menyelesaikan semuanya itu, kita perlu ingat bahwa tanpa Tuhan, kita tidak bisa melakukan apa-apa.
Kita harus menderita untuk Injil dan kerajaan Tuhan. Paulus menghadapi banyak penderitaan, tetapi ia tetap fokus pada tujuan. “Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” (2Tim 2:4). Paulus tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya. Kita pun harus melakukan hal serupa. Hidup di dunia hanyalah sementara. Hal yang terpenting adalah bagaimana kita menjalani kehidupan ini karena akan menentukan ke mana kita pergi setelah meninggal.
Seorang prajurit juga harus setia agar dia berkenan kepada komandannya. Kita sering melakukan hal yang tidak berkenan kepada Tuhan. Alangkah baiknya jika di dalam pelayanan kita berkenan kepada Tuhan, bukan saja disenangi oleh saudara-saudari seiman.