SAUH BAGI JIWA
“Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.” (2 Timotius 2:15)
“Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.” (2 Timotius 2:15)
Kita harus membaca firman Tuhan siang dan malam agar dapat mengerti kehendak Tuhan. Kita pun harus setia dan hidup dalam firman Tuhan, seperti yang dikatakan Paulus kepada Timotius, “Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.” (2Tim 3:14).
Saat itu, Paulus memberikan dorongan kepada Timotius agar tetap berpegang pada pengajaran yang disampaikan oleh dirinya sebagai seorang guru. Ketika kita masuk dan percaya kepada Tuhan atau mengikuti kelas pendidikan agama, kita pun diajar oleh orang lain, baik pendeta, guru sekolah Sabat maupun saudara-saudari seiman. Sama seperti Timotius, Paulus juga mau agar kita dapat berpegang pada firman Tuhan. Hal yang terpenting adalah kita belajar dari sumbernya, yaitu Alkitab, yang berasal dari Tuhan. Kita harus membaca firman Tuhan dan melaksanakannya seperti yang dikatakan Paulus dalam
Selain berpegang teguh pada kebenaran firman Tuhan, Tuhan mau kita juga cakap mengajar. Firman Tuhan mengatakan, “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.” (2Tim 2:2). Dalam bahasa Yunani, “mengajar” dapat diterjemahkan sebagai “memberikan arahan.” Dengan kata lain, Tuhan membutuhkan orang yang dapat memberikan arahan kepada orang lain untuk melanjutkan tongkat estafet pemberitaan kebenaran. Bila kita tidak bisa melakukannya, maka laju pemberitaan kebenaran menjadi terhambat. Oleh karena itu, kita harus dapat membagikan arahan kepada orang lain.
Mungkin pada awalnya, kita tidak tahu apa yang harus kita perbuat. Namun, Tuhan akan melatih kita sehingga kita dapat cakap mengajar. Meskipun seseorang tidak lahir dan besar dalam lingkungan gereja, tetapi asal ia mau terus diajar, ia akan mengerti kehendak Tuhan. Untuk bisa mengerti semuanya itu, kita perlu terus berdoa. Kita memohon agar kiranya Tuhan memberikan kita kemampuan untuk melakukan kehendak-Nya.
Orang-orang yang pernah mengajar kita tidak dapat selamanya mengajar. Kita pun perlu menjadi orang yang kokoh dalam kebenaran agar dapat memberikan arahan kepada orang lain dan melanjutkan tongkat estafet itu. Dalam belajar firman Tuhan, akan selalu ada hal baru yang kita pelajari.
Walaupun lemah, jika kita mau terus diajar, kita akan mengerti kehendak Tuhan. Jika seseorang tidak mau diajar, bagaimana ia dapat mengajari orang lain? Seperti yang difirmankan oleh Tuhan, “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.” (2Tim 2:15). Dalam bahasa Yunani, secara kiasan frase “berterus terang” berarti memotong jalan dengan arah yang lurus agar pejalan dapat sampai ke tujuan. Dengan demikian, menjadi seorang yang dipakai Tuhan, hendaknya berterus terang dalam perkataan kebenaran–dapat menggiring kebenaran dalam jalan yang lurus, tidak menyimpang keluar jalur oleh perdebatan dan perkataan yang menambah kefasikan.
Tuhan Yesus menyertai kita semua.