SAUH BAGI JIWA
“Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan hewanmu. Karena harta benda tidaklah abadi. Apakah mahkota tetap turun-temurun?” (Amsal 27:23-24)
Bacaan: Kejadian 31:2-5
“Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan hewanmu. Karena harta benda tidaklah abadi. Apakah mahkota tetap turun-temurun?” (Amsal 27:23-24)
Bacaan: Kejadian 31:2-5
Yakub memimpin seisi keluarganya untuk pergi dengan diam-diam. Pada hari ketiga, Laban mengetahui perihal tersebut. Ia segera memimpin sanak saudaranya untuk mengejar Yakub. Setelah melakukan pengejaran selama tujuh hari, akhirnya ia menemukan Yakub di pegunungan Gilead. Dalam keadaan tersebut, posisi Yakub sangat berbahaya dan tidak menguntungkan.
Allah memberikan petunjuk kepadanya untuk pulang ke kampung halamannya. Karena itu, Allah pun turun tangan menyelesaikan masalah tersebut. Pada malam hari, Allah mengingatkan Laban agar tidak mengatai Yakub. Laban berkata kepada Yakub bahwa dia mampu menyakitinya, namun Laban tidak berani melawan Allah (Kej 31:29). Setiap orang yang percaya dan bersandar kepada Allah pasti dilindungi-Nya. Allah akan membukakan jalan baginya agar ia dapat mengatasi segala kesulitan yang ada dan membuat imannya bertumbuh.
Laban sepertinya sedang menegur Yakub, tetapi sesungguhnya yang menjadi perhatiannya adalah mencari keuntungan pribadi dan mengambil kembali patung berhalanya (Kej 31:26-27). Ia menuduh Yakub sebagai pencuri. Yakub tidak tahu bahwa Rahel telah mengambil terafim itu. Untuk menyatakan dirinya bersih, Yakub bahkan sampai bersumpah (Kej 31:32). Karena kepandaian Rahel, hal tersebut tidak ketahuan. Saat kita tidak jelas duduk perkara suatu masalah, jangan sembarangan mengucapkan sumpah sehingga kita menyesal kelak. Tindakan yang gegabah bisa berujung pada kerugian yang besar.
Setelah Laban tidak menemukan patung berhalanya, Yakub mengambil kesempatan untuk balik menegur Laban. Dari pernyataannya, kita mengetahui bahwa Yakub adalah seorang yang bertanggung jawab dan gembala yang terbiasa hidup dengan menghadapi banyak tantangan. Amsal 27:23 berkata, “Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan hewanmu.” Sebagai pekerja di gereja, sikap Yakub yang bertanggung jawab dan pekerja keras bisa menjadi teladan bagi kita. Dengan demikian, gereja akan bisa berkembang pesat dan kerohanian jemaat juga akan bertumbuh dewasa.
Pada akhirnya, Laban dan Yakub tidak lagi bertengkar. Di tempat itu mereka mendirikan tugu untuk saling mengikat perjanjian dan memohon Allah mengawasi di antara mereka. Laban meminta kepada Yakub berkomitmen untuk tidak saling mencelakai dan menjaga kedua anak perempuannya (Kej 31:50-52). Mereka menyelesaikan masalah dengan cara damai. Itulah kehendak Allah. Allah adalah Allah yang cinta damai. Untuk bisa menyelesaikan perkara dengan manusia, hendaknya kita terlebih dahulu berdamai dengan Allah. Allah harus menjadi sosok yang terbesar dalam hati kita. Selain itu, kita juga harus menjadi pendamai agar manusia dapat memahami kebenaran dan hidup berdamai dengan Allah. Kita harus berusaha hidup rukun dan menyatakan identitas kita sebagai anak-anak Allah (Mat 5:9).