SAUH BAGI JIWA
“Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya.” (Mazmur 25:12)
Bacaan: Kejadian 29:1-14
“Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya.” (Mazmur 25:12)
Bacaan: Kejadian 29:1-14
Dengan bersandar pada janji perlindungan Allah, Yakub dengan tenang melanjutkan perjalanannya dan akhirnya tiba di tanah orang Timur. Ketika sampai di tempat yang tidak dikenalnya, Yakub dengan sopan bertanya kepada beberapa orang gembala yang kebetulan berasal dari Haran. Ternyata, tempat itu adalah tujuannya. Allah benar-benar menuntunnya di dalam perjalanan hingga ia selamat sampai ke tujuan. Sama halnya bagi mereka yang juga bertekad untuk percaya kepada-Nya, Allah juga berjanji menuntun mereka di jalan yang benar dan membimbing mereka hingga tiba di tujuan.
Ketika Yakub berbicara dengan para gembala ini, ia melihat Rahel, putri Laban, datang menggiring kambing dombanya. Laban adalah saudara laki-laki ibunya. Sebelum Rahel tiba, Yakub menyarankan para gembala itu untuk memberi minum domba mereka secepatnya saat matahari masih tinggi. Dari hal ini, kita bisa mengetahui, meskipun Yakub kaya raya, ia adalah seorang pekerja keras dan sangat menguasai pekerjaannya sehingga memiliki pemahaman yang baik tentang pekerjaan penggembalaan. Hari ini, kita juga harus melatih anak-anak kita sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam pekerjaan rumah tangga untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dan sifat kerja keras yang akan sangat berguna bagi kehidupan mereka kelak.
Ketika Yakub mengajukan saran ini, mereka menjawab bahwa hal itu tidak bisa dilakukan jika belum semua ternak itu berkumpul. Setelah semuanya berkumpul di sana, barulah batu itu digulingkan dari mulut sumur dan mereka memberi minum kambing dombanya. Saat Rahel datang, Yakub segera menggulingkan batu itu dari mulut sumur dan memberi minum kambing domba itu.
Yakub menggunakan kekuatannya untuk melayani orang lain. Allah memberikan kekuatan kepada manusia yang seharusnya digunakan untuk saling melayani di dalam melakukan pekerjaan Allah. Kekuatan itu tidak boleh digunakan untuk menindas satu sama lain dan melakukan kejahatan. Alkitab berkata, “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” (1Ptr 4:10).
Setelah Yakub memberi minum kawanan kambing domba itu, ia berbicara dengan Rahel, lalu menangis dengan keras. Hal ini menunjukkan bahwa Yakub juga adalah seseorang yang penuh kasih sayang. Kita berharap gereja bisa dipenuhi oleh kasih mesra yang bersumber dari kasih di dalam keluarga yang berpusat pada Tuhan.
Setelah Rahel mendengar perkataan Yakub, ia berlari untuk memberi tahu ayahnya. Laban segera berlari menemui Yakub. Di masa sebelumnya, ia telah menerima hamba Abraham dan memperoleh hadiah yang berlimpah. Sekarang, keponakannya ada di sini. Laban berpikir bahwa kehadiran Yakub akan membawa keberuntungan baginya. Memang pada kenyataannya, kedatangan Yakub benar-benar mendatangkan kekayaan besar bagi Laban. Namun, bagi Yakub, Laban adalah orang yang telah melatihnya di dalam menjalani kehidupan. Hari ini, kita mungkin tidak dapat menghindar dari perjumpaan dengan “Laban” lain di dalam hidup kita. Allah mungkin mengizinkan kita menghadapi orang demikian untuk melatih diri kita. Untuk itu, kita harus belajar sabar dan bertumbuh dalam keadaan apa pun yang telah dipersiapkan Allah bagi kita.