SAUH BAGI JIWA
“Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah”—Mazmur 62:2-3
“Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah”—Mazmur 62:2-3
Ketika musuh-musuhnya terus melakukan kejahatan, Daud mengadukan perkaranya kepada Allah. Daud merasa diperlakukan secara tidak adil dan dimusuhi tanpa alasan yang jelas. Semua ini menyebabkan dia merasa tertekan, gelisah, lelah, dan tidak tenang.
Seperti ketika Saul terus mengejarnya. Daud tidak melakukan kesalahan apa-apa terhadap Saul. Sebaliknya, apapun yang diperintahkan Saul, dia lakukan dengan baik. Namun karena iri hati, Saul sangat membencinya, bahkan ingin membunuhnya. Oleh karena Saul, Daud mengalami kehidupan yang sulit. Dia harus melarikan diri dan hidup mengembara.
Dalam keadaan seperti itu, Daud menyadari bahwa satu-satunya yang dapat mengembalikan sukacitanya adalah Allah. Itulah sebabnya dalam kitab Mazmur, Daud menyatakan bahwa hanya dekat Allah saja ia merasa tenang. Sebab Allah adalah gunung batu dan kota bentengnya, sehingga ia tidak merasa goyah (Mzm 62:2-3). Daud begitu merindukan hadirat Allah. Dan lewat mazmur ini, ia menyampaikan keinginannya untuk dituntun dan dibawa ke gunung Allah yang kudus, tempat kediaman-Nya. Di sanalah dia dapat merasakan kedamaian dan ketenangan sejati.
Kadangkala, kita pun dapat merasakan hal yang sama seperti Daud. Mungkin ada orang yang tidak menyukai kita dan memperlakukan kita secara tidak adil. Mereka merancangkan hal-hal yang jahat terhadap kita. Namun, kita sendiri tidak mengerti mengapa orang tersebut bersikap demikian terhadap kita, sementara kita telah berusaha untuk melakukan yang terbaik kepada semua orang.
Pada saat-saat seperti itu, kita pun ingin merindukan Tuhan, sama seperti Daud, karena hadirat-Nya dapat memberikan kita penghiburan. Bersama Dia, kita dapat merasakan sukacita dan kedamaian sejati. Dia-lah sahabat sejati kita. Oleh karena itu, dalam keadaan jiwa yang lesu seperti ini, marilah kita masuk ke dalam hadirat-Nya dan bersekutu dengan-Nya. Maka jiwa kita akan dipulihkan dan memperoleh semangat serta kekuatan yang baru untuk melanjutkan kehidupan kita. Seperti Yesaya mengatakan, “Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yes 40:31)
Daud selalu merindukan akan rumah dan hadirat Tuhan: “TUHAN, aku cinta pada rumah kediaman-Mu dan pada tempat kemuliaan-Mu bersemayam.” (Mzm 26:8). Biarlah kita dapat seperti Daud yang senantiasa ingin berada di dekat-Nya, masuk ke dalam hadirat-Nya, dan bersekutu dengan-Nya. Bukan hanya pada saat kita sedang merasa lesu, tertekan, dan menderita. Maka dengan demikian, kita akan memiliki sukacita dan damai sejahtera dalam segala keadaan.