SAUH BAGI JIWA
“Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya”—Kolose 1:23
“Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya”—Kolose 1:23
Ketika Yesus datang kembali untuk yang kedua kalinya, langit dan bumi serta segala isinya akan dimusnahkan. Pada saat itu, apapun yang kita miliki yang sifatnya jasmani akan lenyap. Karena itu, kita hanya dapat mengandalkan harta surgawi, yaitu iman, pengharapan, dan kasih dalam menghadapi penghakiman Kristus. Itulah harta abadi kita. Ayub 4:6 berkata, “Bukankah takutmu akan Allah menjadi sandaranmu, dan kesalehan hidupmu menjadi pengharapanmu?”
Bagi orang-orang fasik, kedatangan Kristus kelak merupakan kabar yang menakutkan. Sebab mereka akan menerima hukuman. Mereka akan dimasukkan ke dalam siksaan api yang kekal. Sebuah penderitaan yang tiada akhir. Seperti dikatakan “Ia menghujani orang-orang fasik dengan arang berapi dan belerang; angin yang menghanguskan, itulah isi piala mereka.” (Mzm 11:6)
Namun sebaliknya bagi orang-orang yang beriman dan saleh, kita justru sangat menanti-nantikan kedatangan Kristus yang kedua kalinya ini. Selama hidup di dunia, kita banyak mengalami pencobaan dan penderitaan. Kita sangat mengharapkan kelepasan dari Tuhan. Dan kelepasan yang sesungguhnya itu akan terjadi ketika Yesus datang kembali. Pada saat itu, penderitaan kita akan berakhir. Tiada lagi ratap tangis dan air mata. Kita akan mengalami kebahagiaan yang tiada akhir. Kebahagiaan kekal!
Ketika masuk Kerajaan Surga, kita pun akan bertemu Tuhan Yesus muka dengan muka. Selama di dunia, kita tidak pernah melihat wajah Tuhan secara langsung. Namun kelak, kita akan memandang wajah sang Penebus kita, Tuhan yang sungguh baik dan mengasihi kita. Kita pun dapat mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kita secara langsung kepada-Nya. Seperti Paulus mengatakan “Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.” (1Kor 13:12)
Inilah pengharapan kita yang terbesar. Jika kita ingin pengharapan ini dapat menjadi kenyataan. Maka, selama hidup di dunia, kita harus berjuang keras untuk senantiasa hidup kudus dan berkenan kepada Tuhan. Biarlah kita menjadikan keselamatan ini sebagai milik kita yang pasti. Dan marilah kita mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar sampai Tuhan Yesus datang kedua kalinya. Haleluya!