SAUH BAGI JIWA
“Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah“
“Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah“
Pernahkah Anda mendengar istilah “Peniaphobia”? Peniaphobia adalah orang yang memiliki ketakutan berlebihan akan kemiskinan. Ketakutan ini menjadikan orang tersebut menjadi serakah dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang.* Walau tidak sampai seekstrim ini, tentunya sebagai manusia kita juga mengharapkan kehidupan yang nyaman dan berkecukupan. Namun terkadang, karena tidak pernah puas akhirnya kita terus mengejar untuk bisa mendapatkan hal-hal di dalam dunia ini.
Ketika Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang penabur, salah satunya benih itu jatuh di tengah semak duri. Tuhan Yesus menjelaskan, “Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.” Walau orang tersebut sudah rajin ke gereja dan mendengarkan banyak khotbah, namun ternyata orang ini tidak berbuah, karena terhimpit semak duri kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan.
Orang ini merasa kuatir kebutuhan hidup sehari-harinya tidak akan tercukupi, sehingga pikirannya terfokus akan bagaimana mereka dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Menurut bahasa asalnya, “kekuatiran” ini berarti “peduli”. Yang dipedulikan oleh orang ini adalah hal-hal materi di dalam dunia, sehingga dia tidak terlalu mempedulikan hal-hal rohani. Walau dia tetap pergi ke gereja dan beribadah, namun karena lebih mempedulikan pekerjaan dan hal-hal jasmani, membuatnya tidak berbuah.
Selain kekuatiran dunia, semak duri yang menghimpit benih itu ialah tipu daya kekayaan. Kekayaan dikatakan Tuhan Yesus sebagai “tipu daya”. Seperti yang dikatakan Paulus, “Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.” (1Tim 6:9). Memang memiliki lebih banyak uang ada banyak keuntungan, namun uang bukanlah segala-galanya. Terlebih apa yang kita dapatkan di dalam dunia ini akan kita tinggalkan suatu saat nanti.
Hari ini, marilah merenungkan apakah ada semak duri di dalam hati kita. Apakah kita lebih mempedulikan pekerjaan dan pengejaran akan hal-hal jasmani dibanding pertumbuhan iman dan pelayanan kita? Apakah kita menjalankan usaha pada hari Sabat karena kuatir kebutuhan hidup kita tidak tercukupi?
Tuhan Yesus berkata “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”(Matius 6:33). Sesungguhnya kita tidak perlu kuatir akan kebutuhan kita di dalam dunia ini, karena Tuhanlah yang akan menjaga dan memelihara kita, asalkan kita bersedia mendahulukan Dia. Karena itu, marilah kita singkirkan semak duri itu dari dalam hati kita. Carilah dahulu kerajaan Allah. Pedulikan hal-hal rohani. Dan kita pun akan menjadi benih yang berbuah. Haleluya!