SAUH BAGI JIWA
“Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.”
“Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.”
Kebanyakan orang akan memperlakukan orang lain sesuai dengan kedudukan dan status sosialnya. Apabila atasan kita yang memberikan undangan untuk hadir ke pesta pernikahannya, tentu tanpa berpikir dua kali kita akan hadir di dalam pernikahan tersebut. Namun apabila satpam di tempat kita bekerja yang mengundang kita ke pernikahannya, akankah sikap kita tetap sama?
Seorang perwira Romawi datang kepada Yesus memohonkan kesembuhan bagi hambanya yang sedang sakit. Ketika Tuhan Yesus hendak datang ke rumahnya, ia berkata “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.”
Walaupun memiliki kedudukan yang tinggi, perwira ini dapat memperlakukan hambanya dengan begitu baik, bahkan dia rela bersusah-payah menemui Yesus, hanya demi hambanya ini bisa sembuh. Kalau itu adalah anggota keluarganya, tentu hal ini tidak mengherankan. Tetapi memperhatikan seorang hamba layaknya memperhatikan anggota keluarganya sendiri, ini sungguh luar biasa.
Seperti perwira ini memperhatikan hambanya, biarlah kita juga boleh belajar untuk mengasihi dan memperhatikan setiap orang, terlepas dari apapun juga penampilan dan statusnya di dalam masyarakat, sama seperti Allah Bapa kita juga mengasihi setiap orang. Pemazmur juga menyadari akan hal ini, “Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya” (Mzm 145:9).
Mengasihi setiap orang, demikianlah Tuhan Yesus memberi teladan kepada kita ketika Ia berada di dalam dunia ini. Ia begitu memperhatikan orang-orang yang miskin. Ia mengasihi mereka yang lemah dan berbeban berat. Ia juga sangat menyayangi orang-orang yang sakit, timpang, lumpuh, dan yang buta. Melihat orang-orang ini, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan. Lalu Ia pun mengulurkan tangan-Nya untuk menolong dan menyembuhkan mereka.
Hari ini, melihat orang-orang yang berkekurangan dan membutuhkan pertolongan, siapa pun mereka, dari golongan manapun mereka berasal, biarlah kita juga boleh mengulurkan tangan untuk membantu dan menolong mereka. Mengetahui ada di antara mereka yang sedang sakit, biarlah kita boleh memperhatikan dan mendoakan mereka. Mengetahui ada di antara mereka yang lemah imannya, biarlah kita juga dapat menghibur dan menguatkan mereka. Biarlah dengan kasih, kekuatan, dan penghiburan dari Tuhan Yesus, kita boleh menjadi penolong bagi setiap orang. Haleluya !