SAUH BAGI JIWA
“Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin” Matius 6:13
“Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin” Matius 6:13
Awal tahun 2020, seluruh dunia tergoncang oleh virus corona. Banyak yang memprediksi virus ini akan berakhir dalam beberapa bulan saja. Namun, di luar perkiraan, masa pandemik masih terus berlanjut sampai saat ini (September 2021). Begitu banyak yang terjangkit virus ini,termasuk teman-teman yang kita kenal, tetangga kita, bahkan keluarga kita juga. Dan tidak sedikit yang meninggal karena virus corona ini. Walaupun teknologi sudah begitu canggih, ilmu kesehatan begitu maju, tetapi menghadapi virus corona yang begitu kecil, manusia tidak berdaya melawannya.
Dalam kondisi seperti inilah, kita akan mengakui otoritas dan kemahakuasaan Tuhan. Seperti dikatakan dalam doa Bapa Kami, “Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.”
Bagaimanapun kita menjaga kesehatan, kalau Tuhan berkehendak kita terkena virus corona, siapa yang dapat mencegah-Nya? Bagaimanapun hebatnya dokter dan sebaik apapun rumah sakit dan pengobatan yang kita dapatkan, kalau Tuhan tidak berkehendak kita untuk sembuh, siapakah yang bisa mengubahnya? Seperti Pengkhotbah mengatakan, “Tiada seorangpun berkuasa menahan angin dan tiada seorangpun berkuasa atas hari kematian.” (Pkh. 8:8)
Ayubadalah seorang yang saleh. Karena kehendak Allah, dia begitu diberkati dan menjadi orang yang terkaya dibanding semua orang di daerahnya. Namun karena kehendak Allah juga, dalam satu hari, ia kehilangan semua anak-anaknya, juga semua harta bendanya. Pula dirinya ditimpa barah dari telapak kaki sampai kepalanya. Dalam keadaan yang sangat menderita inilah, Ayub dapat mengakui otoritas Allah dan kemahakuasaan-Nya. Katanya, “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.” (Ayub 42:2)
Rasul Paulus, karena Injil, ditangkap dan dipenjarakan. Berbagai usaha pembunuhan telah dilakukan terhadapnya. Namun Tuhan menghendaki Paulus untuk memberitakan Injil sampai ke ujung dunia. Kapal yang ditumpanginya dilanda badai yang begitu hebat sehingga kandas dan pecah. Ular beludak yang sangat berbisa menggigitnya. Paulus seharusnya bisa mati karena semuanya itu, namun karena kehendak Allah, ia bisa tetap hidup dan sampai ke Roma dengan selamat. Itulah kemahakuasaan Allah.
Hari ini, mengetahui bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah Yang Maha Kuasa, kita tidak perlu takut sekalipun menempuh jalan yang sukar dan menghadapi situasi yang tidak menentu. Seperti pemazmur mengatakan, ”Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku”. (Mzm. 23:4)
Mengetahui bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah Yang Maha Kuasa, biarlah kita boleh berserah sepenuhnya dalam menghadapi berbagai permasalahan di dalam kehidupan kita, dan dengan tenang menjalani setiap kesukaran yang terjadi dalam kehidupan ini. Haleluya!