SAUH BAGI JIWA
“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka.” Matius 6:1
“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka.” Matius 6:1
Bagi Nardi, seorang veteran penyandang disabilitas, melakukan pekerjaan memotong rumput dengan mesin manual rasa-rasanya menjadi semakin sulit seiring dengan bertambahnya usia. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan pun menjadi semakin lama. Ditambah, rasa nyeri yang dirasakannya semakin menjadi-jadi. Meski demikian, Nardi tetap berusaha bekerja sebaik mungkin untuk bisa menafkahi istri dan anaknya. Pada suatu hari, tanpa disangka-sangka, Nardi menerima sepucuk surat dan sebuah mesin pemotong rumput otomatis yang bisa dikendarai. Tertulis, “dari NN”. Dengan sangat sukacita, Nardi pun mengucapkan, “Puji Tuhan!”
Demikianlah pada hari ini Tuhan Yesus mengatakan kepada kita semua, “Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Mat. 6:4)
Orang Farisi yang melakukan kewajiban agamanya di depan orang banyak supaya dilihat dan dipuji. Demikianlah saat ini sebagian orang juga berbuat amal dan memberi donasi dalam jumlah yang besar untuk mendapatkan popularitas dan mempromosikan dirinya di media sosial. Namun sebagai orang Kristen, walau kita dituntut untuk mengasihi dan membantu sesama, kita melakukannya tidak dengan motivasi agar kita dilihat dan dipuji orang banyak.
Ketika kita berdoa, beribadah, dan memberi persembahan, semuanya itu kita lakukan terhadap Tuhan, bukan terhadap manusia. Karena itu, kita tidak perlu menunjukkannya kepada orang banyak agar dilihat oleh mereka. Bukan berarti kita harus menutup-nutupi jangan sampai orang lain melihat kita sedang berdoa ataupun memberi persembahan, namun ketika kita melakukannya, kita perlu menguji hati dan motivasi kita: Apakah kita benar-benar melakukannya dengan tulus untuk Tuhan atau ada niat tersembunyi untuk dilihat orang banyak.
Dalam Perjanjian Baru, Ananias dan Safira pernah menjual tanah mereka dan memberikannya kepada gereja. Tetapi yang tidak diketahui oleh para jemaat adalah: Mereka menyimpan sebagian dari hasil penjualan tanahnya, namun berkata itu seluruhnya. Di satu sisi, adalah baik jika mereka ingin memberi persembahan, namun di sisi lain ternyata ada niat jahat dan mereka mendustai Roh Kudus. Pada akhirnya, mereka berdua dihukum Tuhan.
Sesungguhnya, semua yang kita dapatkan di dunia ini adalah karena Tuhan, bukan karena kekuatan ataupun kemampuan kita. Karena itu, ketika kita memberi, biarlah kita dapat menjadi Pemberi yang tidak diketahui–yang menyerahkan segala kemuliaan dan kehormatan hanya bagi Tuhan. Janganlah kita mengambil kemuliaan Tuhan. Maka, biarlah Allah sendiri yang melihatnya dan membalaskannya kepada kita. Haleluya!