SAUH BAGI JIWA
“Siapakah di antara semua allah negeri-negeri yang telah melepaskan negeri mereka dari tanganku, sehingga TUHAN sanggup melepaskan Yerusalem dari tanganku?” ()
“Siapakah di antara semua allah negeri-negeri yang telah melepaskan negeri mereka dari tanganku, sehingga TUHAN sanggup melepaskan Yerusalem dari tanganku?” ()
Ini adalah perkataan yang disampaikan oleh Sanherib, Raja Asyur, melalui juru minuman agung kepada orang Israel. Dia begitu sombong sehingga berani menghina Allah. Dipikirnya Allah Israel dapat disetarakan dengan allah dari bangsa-bangsa lain yang telah ditaklukkan olehnya dan nenek moyangnya. Tentang Asyur, Nabi Yesaya menyampaikan nubuat: “Maka Terang Israel akan menjadi api, dan Allahnya, Yang Mahakudus, akan menyala-nyala dan akan membakar dan memakan habis puteri malu dan rumputnya pada satu hari juga. Keindahan hutan Asyur dan kebun buah-buahannya akan dihabiskan-Nya, dari batangnya sampai rantingnya, sehingga akan menjadi seperti seorang sakit yang merana sampai mati; dan sisa pohon-pohon hutannya akan dapat dihitung banyaknya, sehingga seorang anak dapat mencatatnya.” (Yes. 10:17-19) Asyur mendapat celaka akibat kesombongannya. Tepatlah apa yang dikatakan oleh Salomo dalam Amsal 16:18, “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.”
Dengan perantaraan utusan-utusannya, Sanherib mencela Tuhan dan berkata: “Dengan banyaknya keretaku aku naik ke tempat-tempat tinggi di pegunungan, ke tempat yang paling jauh di gunung Libanon; aku telah menebang pohon-pohon arasnya yang tinggi besar, pohon-pohon sanobarnya yang terpilih; aku telah masuk ke tempat permalaman yang paling ujung, ke hutan pohon-pohonannya yang lebat. Aku ini telah menggali air dan telah minum air asing, dan aku telah mengeringkan dengan telapak kakiku segala sungai di Mesir.” (2Raj. 19:23-24) Sanherib selalu menyebut aku dan aku. Dia menganggap bahwa semua yang diperolehnya adalah karena kehebatannya sendiri. Dia mengandalkan kekuatan sendiri dan sama sekali tidak memperhitungkan Tuhan. Padahal sesungguhnya, Tuhanlah yang telah memberikan kuasa itu kepadanya untuk menghukum umat Allah yang telah berbuat dosa.
Karena kecongkakan dan keberaniannya menghujat Allah, Sanherib dihukum Allah. Pada malam itu juga, Allah mengutus malaikat-Nya untuk membunuh 185.000 tentara Asyur. Suatu hari, ketika ia berada di kuil allahnya, anak-anaknya membunuh dia dengan pedang. Itulah akhir yang tragis dari seorang raja besar.
Apa yang telah terjadi pada Sanherib bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi kita. Janganlah kita menjadi sombong atau membanggakan diri atas apapun yang telah kita capai atau miliki. Apalagi jika kita sampai meremehkan orang lain dan merendahkan Tuhan. Kita harus memahami bahwa semua yang kita miliki adalah semata-mata berkat Tuhan, bukan karena kehebatan atau kepandaian kita. Yeremia 9:23-24 berkata, “Beginilah firman TUHAN: “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.” Jadi, atas segala sesuatu, biarlah kita bermegah hanya di dalam nama Tuhan. “Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah kita.” (Mzm. 20:8)