SAUH BAGI JIWA
“Semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas.” -Amsal 30:25
“Semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas.” -Amsal 30:25
Semut adalah salah satu hewan terbanyak yang ada di bumi. Semut merupakan jenis serangga yang memiliki ukuran tubuh relatif kecil. Semut juga merupakan hewan yang dapat bekerja sama sehingga mereka dikenal sebagai serangga yang bersifat sosial.
Alkitab mencatat ada empat hewan terkecil di bumi, namun cekatan. Salah satunya adalah semut. Penulis kitab Amsal berkata, “Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak.” Semut adalah bangsa yang rajin, yang menyediakan makanannya di musim panas. Bila makanan itu lebih besar daripada dirinya, ia akan memanggil teman-temannya untuk membantu membawa makanan itu secara beramai-ramai dan akan dinikmati bersama-sama tanpa bersaing. Mereka hidup berkelompok dalam satu koloni yang rukun.
Seperti semut yang menyediakan makanannya pada musim panas, begitu pula dengan diri kita. Selagi hari masih siang dan malam belum tiba, kita harus giat bekerja bagi Tuhan. Jangan sampai menunggu sudah tua dan tubuh mulai sakit-sakitan barulah kita ingin bekerja bagi Tuhan. Firman Tuhan dalam Injil Yohanes mengatakan, “Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.”
Suatu siang saya memperhatikan barisan semut di dinding. Mereka berbaris dengan rapi. Bila bertemu dengan semut lain, mereka akan saling menyapa. Mereka saling bahu-membahu membawa makanan. Sungguh makhluk yang rajin. Tuhan menyuruh kita belajar dari semut karena mereka adalah serangga yang rajin. Saya teringat satu lagu rohani anak-anak yang memiliki syair demikian, “Di dinding ada seekor semut, iya yi iya yi cari makan, mencari makan. Tuhan suruh-ku, rajin bekerja, iya iya iya yi seperti semut.”
Janganlah kerajinan kita kendor dalam melakukan pekerjaan kita. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma menasihatkan kita, “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” Terkadang kemalasan menghampiri kita. Kita terbuai oleh kegemaran kita, seperti menonton film, membaca buku, berolahraga, atau melakukan hobi kita yang lainnya. Tanpa disadari, kita menghabiskan waktu berjam-jam dan menjadi terlena.
Sebagai prajurit Tuhan, jika kita terlena dengan kesenangan dunia, kita akan kalah sebelum bertempur di medan perang. Kita harus mempunyai semangat yang menyala-nyala dalam melayani Tuhan, seperti yang dinasehatkan oleh Rasul Paulus. Jangan sampai kerajinan kita kendor dan roh kita padam karena kesenangan dunia.
Bukan berarti kita tidak boleh melakukan kegemaran kita. Tetapi jangan sampai kita terlena dalam kegemaran ini sehingga membuat semangat berperang sebagai seorang prajurit menjadi padam sebelum waktunya.
Saudara-saudari yang terkasih, marilah kita belajar dari seekor semut, serangga yang kecil, tetapi cekatan. Tuhan menyuruh kita belajar dari semut agar kita semakin rajin melayani Tuhan kita, Tuhan Yesus Kristus dan mempunyai semangat yang selalu menyala-nyala dalam melayani Tuhan.