SAUH BAGI JIWA
“Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu — yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api — sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya” -1Petrus 1:6-7
“Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu — yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api — sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya” -1Petrus 1:6-7
Saat ini banyak orang lebih suka membeli emas batangan untuk investasi jangka panjang daripada membeli emas dalam bentuk perhiasan. Sebab emas batangan memiliki kadar kemurnian yang lebih tinggi sehingga jauh lebih bernilai. Namun untuk memproses emas menjadi emas batangan memerlukan proses yang panjang. Pertama, bongkahan emas yang dihasilkan dari tambang harus dicuci dengan menggunakan cairan kimia tertentu. Tujuannya untuk meluruhkan logam-logam lain yang menempel sehingga yang tersisa adalah emas murni. Untuk itu emas harus dipanaskan hingga 1.400 derajat Celcius.
Penderitaan adalah cara untuk memurnikan iman kita. Jika kita ingin memiliki iman yang murni, kita harus rela mengalami penderitaan selama kita hidup di dunia ini. Dengan alasan yang sama, Tuhan mengizinkan Iblis untuk mencobai orang percaya. Rasul Petrus mengingatkan agar kita menerima berbagai pencobaan dengan gembira. Mengapa demikian? Sebab sesungguhnya ketika dicobai, kita diberikan kesempatan untuk membuktikan tingkat iman kita. Semakin banyak cobaan yang kita alami berarti semakin banyak kesempatan yang diberikan kepada kita. Setelah berhasil melaluinya, iman kita akan menjadi semakin baik. Begitu seterusnya untuk membuktikan kemurnian iman kita.
Tanpa pencobaan, kita tidak akan tahu seberapa besar iman kita. Saat keadaan aman, damai, tanpa masalah, kita dapat dengan mudah berkata kita beriman kepada Tuhan. Tetapi saat kita sedang mengalami situasi yang sangat sulit, apakah kita tetap bisa mengatakan hal yang sama? Di situlah kemurnian iman kita diuji. Apakah kita dapat terus bertahan? Sama seperti emas yang dimurnikan melalui api, jika emas hanya dipanaskan sampai 100 derajat Celcius, dia bukanlah emas murni. Bahkan sampai 1.000 derajat pun belum menjadi emas murni. Dia harus dipanaskan sampai 1.400 derajat untuk meluruhkan logam-logam lain yang melekat dan pada akhirnya menjadi emas yang murni.
Jika kita bersungut-sungut ketika mengalami beberapa masalah saja maka iman kita tidak dapat diproses. Kita akan melewatkan kesempatan untuk dimurnikan. Karena itu, kita harus terus bertahan dalam setiap pencobaan yang Tuhan izinkan terjadi di dalam kehidupan kita. Barulah kita bisa memperoleh kesempatan untuk menyempurnakan iman kita. Janganlah menjadi orang Kristen kanak-kanak, yang selalu ingin mendapatkan kemudahan dan jalan keluar atas setiap masalah. Jadilah orang Kristen yang dewasa, yang siap untuk menghadapi berbagai rintangan dan kesulitan, bukan dengan mengandalkan kekuatan kita sendiri, melainkan dengan bersandar kepada Tuhan.
Tahukah Anda bahwa pada mulanya emas berwarna hitam? Setelah melalui serangkaian proses yang panjang, barulah warnanya berubah menjadi kuning keemasan. Iman kita pun demikian. Mulanya iman kita belum tampak kilaunya. Setelah melalui serangkaian proses pemurnian oleh pencobaan, barulah iman kita menjadi luar biasa. Iman yang biasa-biasa saja berubah menjadi iman yang tahan uji. Tentu saja semua itu memerlukan waktu. Semua ada prosesnya. Hal yang terpenting adalah kita bersedia untuk menjalani proses itu. Dengan iman yang tahan uji seperti inilah kita menjadi bernilai di mata Tuhan, layak memperoleh pujian, kemuliaan, dan hormat ketika Tuhan datang menjemput kita kelak.