SAUH BAGI JIWA
“Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?”
(Kisah Para Rasul 2:37)
“Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?”
(Kisah Para Rasul 2:37)
Hati merupakan karunia dari Tuhan. Dari dalam hati bisa timbul bermacam-macam perasaan yang mendorong manusia melakukan suatu tindakan tertentu.
Pada peristiwa pencurahan Roh Kudus yang pertama, banyak orang terheran-heran dan memiliki berbagai asumsi terhadap orang-orang percaya yang menerima Roh Kudus. Melihat hal tersebut, Petrus bangkit berdiri dan menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi. Mendengar penjelasan Rasul Petrus, banyak dari mereka yang merasa terharu.
Mengapa hati mereka terharu? Dalam bahasa asli, kata “terharu” mengandung arti to pierce thoroughly, yang berarti “menusuk sampai tembus”. Maka, hati yang terharu memiliki arti ada sesuatu yang masuk menembus ke dalam hati.
Petrus mengatakan bahwa Tuhan Yesus yang mereka salibkan sesungguhnya adalah Kristus. Hal itu merupakan kebenaran firman Tuhan dan merupakan suatu kenyataan. Namun kenyataan tersebut menusuk hati mereka. Kebenaran itu membuat mereka menyadari kesalahan yang telah mereka perbuat. Akibat rasa bersalah itu, mereka bertanya apa yang harus mereka perbuat. Lalu Petrus menjelaskan bahwa mereka harus memberi diri dibaptis untuk memperoleh pengampunan dosa. Dari antara mereka ada orang-orang yang menerima perkataan Petrus itu dan memberi diri dibaptis. Orang-orang ini memperoleh pengampunan dosa. Sungguh merupakan suatu hal yang indah.
Dari sini kita dapat belajar bahwa hati yang terharu merupakan suatu awal yang baik. Firman kebenaran ingin masuk ke dalam hati kita yang memiliki dosa. Mungkin pada awalnya kita akan merasa sakit dan tidak nyaman. Salah satu sifat dasar manusia adalah selalu merasa benar dan tidak ingin disalahkan. Namun perasaan sakit ini dapat menghasilkan buah yang indah jika kita meresponnya dengan benar.
Lalu bagaimana seharusnya kita merespon hati yang terharu ini? Mari kita meneladani orang-orang yang memberi diri dibaptis tersebut. Rasa haru yang muncul di dalam hati mereka menuntun mereka pada pertobatan. Ketika kita merasakan kebenaran firman Tuhan membuat hati kita terharu, marilah kita sambut perasaan itu dengan perasaan syukur. Kita datang ke hadirat Tuhan dengan rasa bersalah dan pertobatan. Kita memohon belas kasih Tuhan agar mengampuni dan memimpin kita ke jalan yang benar. Dengan demikian rasa tertusuk itu akan menghasilkan sesuatu yang indah, yaitu membuat kita menjadi orang yang lebih baik di hadapan Tuhan.