SAUH BAGI JIWA
“Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah” (Mat 4:5)
“Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah” (Mat 4:5)
Pada pencobaan kedua, Iblis membawa Yesus ke Kota Suci dan menempatkan-Nya di bubungan Bait Allah, yaitu atap tertinggi dari Bait Allah. Kemudian Iblis berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” Menghadapi godaan Iblis ini, Tuhan Yesus berkata kepadanya: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”
Mengapa Iblis membawa Yesus ke bubungan Bait Allah di Kota Suci? Saat itu, Yerusalem merupakan pusat keagamaan orang Yahudi, sehingga menjadi tempat yang cukup ramai. Terlebih pada Hari Raya, banyak orang dari berbagai penjuru dunia akan datang ke Yerusalem, seperti yang kita ketahui dari peristiwa ketika Tuhan Yesus membersihkan Bait Suci, banyak sekali orang yang berjual beli ternak dan menukarkan uangnya di halaman Bait Allah. Oleh karena itu, apabila Yesus benar-benar menjatuhkan diri-Nya dari bubungan Bait Allah dan kemudian para malaikat-Nya menatang Yesus, tentunya banyak orang yang akan melihat-Nya dan menjadi takjub.
Lalu mengapa Yesus tidak melakukan hal ini? Bukankah justru akan membantu pelayanan-Nya dalam memberitakan Injil karena mereka melihat Yesus sebagai sosok yang luar biasa?
Iblis menggoda Tuhan Yesus untuk membuktikan diri-Nya adalah benar-benar Anak Allah. Tetapi Tuhan Yesus tidak terpancing untuk menyombongkan diri-Nya walaupun diri-Nya benar-benar Anak Allah. Karena kesombongan bukanlah berasal dari Allah. Allah membenci orang-orang yang sombong dan akan mematahkan mereka, seperti yang dikatakan nabi Yesaya, “TUHAN semesta alam yang telah memutuskannya untuk mematahkan kesombongan, untuk menghinakan segala yang permai dan semua orang mulia di bumi.” (Yes 23:9)
Hari ini, iblis juga dapat menggoda kita dengan cara yang sama karena setiap orang pada dasarnya senang dipuji. Ketika kita mengerjakan sesuatu, kita akan senang bila ada orang yang menyanjung kita atas pekerjaan yang kita lakukan. Namun semakin banyak prestasi yang kita peroleh dan semakin sempurna pekerjaan yang kita lakukan, dapat menggoda kita menjadi orang yang sombong, yang adalah dosa di mata Tuhan. Dengan kesombongan, membuat manusia merasa bahwa semua itu karena kemampuan, kepandaian, dan kerja kerasnya sehingga akhirnya melupakan kebesaran dan kuasa Tuhan.
Oleh karena itu, hari ini kita mau menjaga hati kita agar tetap rendah hati dan jangan sampai ada akar kesombongan di dalamnya. Seperti yang dikatakan dalam Amsal 4:23 “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan.”
Haleluya !