SAUH BAGI JIWA
Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” (Yohanes 7:37-38)
Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” (Yohanes 7:37-38)
Beberapa waktu yang lalu anak saya yang sulung menerima sekantong plastik sayur hidroponik dari guru les bahasa Inggrisnya. Karena saya melihat sayurnya segar, saya pun tertarik untuk mencoba menanam tanaman hidroponik di teras atas rumah. Bibit yang ditanam antara lain sayur bayam, kangkung, pokcoy, selada, kailan. Untuk tanaman kangkung, saya mencoba untuk menanamnya di dalam lima lubang paralon. Beberapa hari kemudian, tanaman kangkung ini sudah semakin besar dan bertambah tinggi. Suatu sore, setelah saya pulang kerja, saya begitu terkejut mendapati bahwa kangkung yang saya tanam itu semuanya sudah layu. Saya mencoba mencari tahu, apa yang menyebabkan layunya tanaman tersebut. Ternyata, ada satu sambungan paralon di dalam ember yang terlepas, sehingga aliran air nutrisi tidak dapat mengalir dengan baik.
Awalnya, saya berpikir untuk mencabut tanaman kangkung ini dan menggantinya dengan sayur yang lain. Tetapi saya masih melihat beberapa bagian daunnya yang masih bagus. Akhirnya saya membiarkan tanaman kangkung yang layu itu pada tempatnya. Setelah saya pasang kembali sambungan paralon yang terlepas, air nutrisi dari ember kembali mengalir dengan baik. Saya biarkan pompa yang mengalirkan air dari ember nutrisi tetap menyala satu malam. Keesokan paginya, dari kelima tanaman kangkung yang saya tanam, hanya ada satu pot yang tetap layu. Sisa empat pot kangkung lainnya kembali menghijau dan bertumbuh kembali.
Kembalinya segar tanaman kangkung ini mengingatkan kepada saya bahwa pertumbuhan rohani setiap orang berbeda-beda. Saat menghadapi pergumulan hidup, kesukaran dan tantangan hidup, ada orang yang rohaninya tetap mati walaupun ia tahu bahwa ada Sumber Mata Air, yaitu Tuhan Yesus. Tetapi orang tersebut tidak memiliki hubungan yang erat dengan-Nya, sehingga aliran-aliran air hidup tidak dapat ia terima dengan baik. Ia merasa Tuhan Yesus tidak mendengarkan doanya, tidak memperhatikan dirinya yang sedang bergumul dalam kehidupannya. Ini bagaikan tanaman kangkung dengan sambungan paralon yang terlepas.
Sebaliknya, ada pula orang yang rohaninya dapat bertumbuh kembali saat hubungan mereka dengan Sumber Mata Air terhubung dengan baik dan lancar. Di tengah pergumulan yang dihadapi, ia akan tetap tenang. Ia selalu mengintrospeksi diri, mau belajar dari kesalahan sebelumnya agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Ia bangkit dari keterpurukan dan terus mencari Tuhan dalam setiap langkah hidupnya. Ini bagaikan tanaman kangkung yang terus menerima air nutrisi, sehingga kesegarannya dapat tetap terpelihara.
Apabila hari ini kita ingin agar kehidupan rohani kita bertumbuh dengan baik dan dapat berbuah, hendaknya kita selalu mengevaluasi diri kita apakah kita selalu terhubung pada Tuhan Yesus, Sumber Mata Air yang hidup.