SAUH BAGI JIWA
“Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!” (2Tim. 3:5)
“Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!” (2Tim. 3:5)
Sebelum Tuhan Yesus memilih dua belas rasul, Ia naik ke atas gunung berdoa semalaman. Kita mungkin bertanya, Yesus adalah Allah, mengapa Ia masih juga perlu berdoa, bahkan semalaman berdoa? Apakah Ia sedang bergumul, atau sedang berpikir apakah perlu memilih Yudas yang kelak akan mengkhianati-Nya?
Berkaitan dengan ini, bukankah kita ini pun tidak layak, tetapi Tuhan telah memilih kita menjadi umat Kristen? Maka tidaklah mengherankan Tuhan juga memilih Yudas sebagai murid-Nya. Tuhan memilih Yudas membuat kita mengerti, kelak di gereja akan muncul orang yang seperti Yudas yang diumpamakan oleh Tuhan sebagai ‘lalang’. Tidaklah mengherankan setiap orang punya kebebasan untuk memilih apakah menjadi gandum atau menjadi lalang.
Alkitab tertulis: “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!” (2Tim. 3:1-5). Jadi bila kita menemui orang-orang yang secara lahiriah tampak sebagai orang yang beribadah namun pada hakekatnya tidaklah demikian, kita harus menjauhi mereka!
Sewaktu bangsa Israel keluar dari Mesir, di tengah-tengah mereka bercampur ‘orang dari berbagai bangsa’, sama seperti di antara rasul-rasul bercampur satu orang yang kelak menjual Tuhan. Jadi hari ini bila di dalam gereja ada orang yang menyebabkan iri hati, kebencian, fitnah, perselisihan dan sebagainya, kita tidak perlu merasa heran. Orang-orang demikian dikuasai keinginan daging dan kepentingan sendiri. Mereka tidak pernah sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama manusia, mereka lebih suka gereja menjadi kacau. Mereka selalu mengamati-amati jemaat mana yang tidak puas terhadap gereja, lalu memanfaatkannya untuk memfitnah orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, dengan harapan timbul konflik dan pertengkaran di dalam gereja. Dari situ mereka berharap memperoleh keuntungan pribadi. Sebagai jemaat hendaklah kita sehari-hari terbiasa berdoa, membaca Alkitab, dan dipenuhi Roh Kudus, agar kita berhikmat untuk mengenali orang-orang semacam ini.
“Sejak lahir orang-orang fasik telah menyimpang, sejak dari kandungan pendusta-pendusta telah sesat.” (Mzm. 58:4) “Karena mereka tidak dapat tidur, bila tidak berbuat jahat; kantuk mereka lenyap, bila mereka tidak membuat orang tersandung.” (Ams. 4:16) Ternyata di dalam gereja juga seperti dunia di luar, ada saja orang-orang semacam ini. Kita harus bisa mengenalinya agar jangan termakan bujukan, setelah mengikuti perbuatan jahat mereka malah menganggap diri sendiri benar adalah murid Tuhan.
“Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat. Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus.” (Ams. 4:14-15) Hai anak-anak Allah, waspadalah dan bijaklah, kenalilah dan jauhilah orang-orang yang pada hakekatnya bukan orang yang beribadah.