SAUH BAGI JIWA
“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” (Ibr. 11:6)
“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” (Ibr. 11:6)
Anak-anak Allah setiap hari siang malam berdoa memohon banyak hal kepada Allah. Dengan berjalannya waktu, bila doanya belum juga dikabulkan, imannya akan lambat laun pudar. Apalagi bila yang dimohonkan adalah perkara yang sangat penting, sedangkan tidak ada tanda-tanda Allah tergerak untuk bertindak, maka dia akan semakin gelisah lalu berpikir memakai cara sendiri untuk mewujudkan apa yang dimohonkan itu.
Sesungguhnya Allah seolah-olah tidak bergerak, berlambat-lambat, tetapi itu adalah untuk melatih iman kita. Allah pasti akan menggenapi janji-Nya, janganlah kita ragu akan hal ini. Seorang yang imannya tidak tahan uji, dia tidak akan mampu bersabar menanti, maka dia akan memakai cara sendiri untuk menggenapi kehendak Allah. Mungkin saja caranya kelihatannya manjur, tetapi akhirnya membuat dia menderita kerugian yang tidak tertanggungkan. Saat itu dia akan menyesal, namun sudah tidak dapat terhindar dari akibatnya.
Sewaktu Abraham berumur 75 tahun, Allah sudah memberi tahu akan memberikan anak. Lalu sepuluh tahun berlalu, Allah belum juga menggenapi janji-Nya, maka iman Sara mulai goyang. Dia lalu memakai hikmatnya sendiri, memakai cara manusia, menyuruh Abraham menghampiri Hagar, hambanya, untuk mewujudkan janji Allah. Herannya Abraham juga setuju, hal ini menunjukkan iman Abraham juga terpengaruh.
Benar saja, Hagar lalu mengandung. Cara Sara sepertinya jitu. Tetapi setelah itu Hagar memandang rendah Sara, maka Sara menindasnya sehingga Hagar lalu pergi dari rumah mereka. Allah lalu menyuruh Hagar kembali, dan Hagar menurutinya. Tetapi bagaimana pun sudah ada benih kebencian di dalam hatinya. Apalagi kemudian Sara pada umur 90 tahun melahirkan seorang anak, dan Sara menyuruh Abraham mengusir Hagar dan anaknya. Hal ini sangat menyusahkan hati Abraham, dan lebih lanjut memperbesar kebencian Hagar dan Ismael, anaknya itu.
Sara kehilangan iman kepada Allah sehingga mengambil jalan sendiri. Bukan saja perbuatannya itu membuat dirinya terluka, suaminya susah hati, tetapi juga mencederai Hagar dan anaknya yang tidak bersalah. Ismael yang hidup tanpa kasih sayang ayah pastilah sangat membenci Sara. Kebencian ini berlanjut turun temurun sampai hari ini, dan sangat mempengaruhi sejarah umat manusia.
Keturunan Ismael adalah bangsa Arab hari ini. Bangsa Arab sesungguhnya bersaudara dengan bangsa Israel yang adalah keturunan Ishak. Tetapi mereka bermusuhan dari generasi ke generasi, terus menerus terjadi perang di antara mereka, merugikan kedua belah pihak, dan tidak ada kedamaian di dunia. Akibat yang mengerikan ini tidak pernah terbayangkan oleh Sara dan Abraham.
Hai anak-anak Allah, hendaklah kita mengambil pelajaran dari peristiwa ini. Kala kita tidak lagi percaya kepada Allah, lalu merencanakan hidup dan berbuat sesuatu yang kita anggap benar, akibatnya bisa sangat mengerikan, sangat berat dan tidak ada jalan kembali. Saat itu menyesal pun sudah tidak ada gunanya lagi.