SAUH BAGI JIWA
“Ya Allah, Engkau mengetahui kebodohanku, kesalahan-kesalahanku tidak tersembunyi bagi-Mu.” (Mzm. 69:6)
“Ya Allah, Engkau mengetahui kebodohanku, kesalahan-kesalahanku tidak tersembunyi bagi-Mu.” (Mzm. 69:6)
Setelah Daud berbuat zinah dengan Batsyeba yang menyebabkan kehamilan, Daud cepat-cepat memanggil suaminya, Uria, dari garis depan. Daud berharap Uria dapat berhubungan dengan istrinya, dengan demikian kehamilan itu bisa dianggap wajar oleh suaminya, maka kejahatan Daud akan tertutupi dan tidak diketahui oleh siapa pun.
Tak disangka, Uria adalah prajurit yang setia, dia lebih menguatirkan keamanan negerinya, maka dia tidak pulang ke rumahnya, dan tentu tidak tidur dengan istrinya. Rencana jahat Daud pupus. Daud kemudian menyuruh Yoab sengaja menempatkan Uria di baris depan dalam pertempuran yang paling hebat, agar dia mati di tangan musuh, dengan demikian Daud boleh secara sah mengambil Batsyeba menjadi istrinya.
Hubungan antara Daud dengan Yoab bukanlah hubungan biasa. Selain raja atas Yoab, Daud juga adalah pamannya. Sebagai raja dan paman, ketika Daud berbuat dosa, bukannya menjadi teladan yang baik dengan segera mengaku dosa dan bertobat kepada Allah, sebaliknya Daud berusaha menutupi kejahatannya, melibatkan Yoab memakai cara yang paling keji melenyapkan Uria. Perbuatannya ini sangat mempermalukan Allah. Maka nabi Natan menegur Daud: “Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN.” (2Sam. 12:14)
Saya berusaha membayangkan bagaimana kesan Yoab terhadap raja dan pamannya itu. Daud adalah seorang yang memuliakan Allah, namun mengapa demikian mudah jatuh iman dan moralnya oleh pencobaan hawa nafsu? Diawali dengan melanggar perintah Allah, berzinah dengan istri orang lain, lalu membunuh melalui tangan orang lain, lalu dengan gagahnya mengambil istri orang menjadi istrinya sendiri.
Alkitab tidak mencatat berapa banyak orang yang tahu kejahatan Daud melenyapkan Uria itu. Mungkin hanya diketahui oleh dia sendiri, Batsyeba, nabi Natan, dan Yoab saja. Di kemudian hari, Yoab dengan berani melawan perintah Daud, membunuh Absalom, anak Daud, dan panglima Amasa, apakah keberaniannya ini karena dia menyimpan rahasia kejahatan Daud, menyandera Daud tidak berkutik?
Seorang yang berbuat benar tidak akan ada rahasia yang bisa diperas orang. Sebaliknya, sekali rahasianya dipegang orang, dia akan diperas terus sehingga tidak berani bersuara sedikit pun. Alkitab mengatakan: “Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda.” (Ams. 28:1). Jadi seorang yang berlaku terang dan benar, akan seperti singa muda tidak takut akan ancaman. Sebaliknya orang yang berbuat licik dan jahat, pastilah hatinya penuh ketakutan, dia akan lari walaupun tidak ada yang mengejarnya.
Daud jatuh ke dalam pencobaan, lalu dengan licik menyembunyikan kejahatannya. Ini menjadi kartu rahasia yang dipegang Yoab sehingga Yoab berani berlaku sesukanya. Daud sampai pada mendekati ajalnya, baru berani berpesan kepada Salomo untuk menyingkirkan Yoab. Andaikata dulu Daud tahu akibatnya akan demikian tragis, kenapa dia masih melakukannya?
“Mountain Spring Scenery” by Pierre PRESTAT is licensed under CC BY-ND