SAUH BAGI JIWA
Lalu Yesus berkata: “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?” (Luk. 17:17-18)
Lalu Yesus berkata: “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?” (Luk. 17:17-18)
Ketika pada suatu kali Tuhan Yesus melewati Samaria dan memasuki suatu desa, datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak memohon belas kasihan Tuhan. Yesus memandang mereka dan berkata, “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Sungguh ajaib, ketika mereka berjalan dengan iman menuju imam-imam, penyakit kusta mereka menjadi tahir.
Setelah mereka sembuh, di antara sepuluh orang kusta ini, ada satu orang langsung kembali dan memuliakan Allah dengan suara nyaring, tersungkur di depan kaki Tuhan Yesus untuk berterima kasih. Namun, orang ini bukanlah orang Yahudi, melainkan orang Samaria.
Oh! Ini sungguh merupakan hal yang membuat kita terharu sekaligus bersedih, orang yang kembali untuk berterima kasih bukanlah orang Yahudi melainkan orang Samaria! Seperti halnya hari ini, orang yang rela bergiat untuk Tuhan dan penuh iman terhadap Tuhan seringkali adalah orang yang baru percaya, dan bukan orang yang sedari kecil percaya Tuhan atau jemaat lama yang sudah percaya dalam jangka waktu yang lama.
Kita sangat mudah mengkritik kesembilan orang kusta ini, mengapa mereka begitu tidak tahu berterima kasih? Namun sesungguhnya kita pun seringkali bersikap seperti kesembilan orang kusta tersebut dalam menyikapi berkat Tuhan.
Maka mulai dari hari ini, jadilah orang yang tahu berterima kasih! Kita dapat lebih banyak melayani di gereja untuk membalas kasih Tuhan. Ketika gereja mau berjalan dengan normal, maka banyak pekerjaan kudus yang terlihat maupun tidak terlihat yang perlu dilakukan, maka perlu pengorbanan hati dan tenaga dari seluruh jemaat. Jika kita adalah orang Samaria yang tahu berterima kasih itu, maka segeralah nyatakan kasih kita kepada Tuhan melalui perbuatan nyata, dengan tidak banyak bersuara mempersembahkan hati dan tenaga demi pekerjaan kudus di gereja, jangan lagi memadamkan gerakan roh, jangan lagi membiarkan panggilan Tuhan, dan jangan lagi menolak pekerjaan kudus.
“Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi”. (Mzm. 50:14)
“Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya.” (Mzm. 50:23)
“Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!” (Mzm. 100:4)
Apakah kita orang yang tahu berterima kasih? Tuhan di surga menanti tanggapan dan perbuatan kita! “Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” (Kis. 20:35)
Benar! Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima, maka segeralah berkorban untuk Tuhan, lakukan pekerjaan kudus!