SAUH BAGI JIWA
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 24 Mar 2021
“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” (2Kor. 12:9)
“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” (2Kor. 12:9)
Kasih karunia Allah cukup bagi kita. Hal ini telah terbukti sejak zaman dahulu. Setelah bangsa Israel keluar dari Mesir ke padang gurun, setiap hari Musa harus mencari makanan bagi sekitar dua juta orang Israel. Tugas ini tidak mungkin dapat ia tanggung. Tetapi tidak ada yang mustahil bagi Allah! Setiap hari Allah menurunkan ‘manna’ bagi umat, dengan mudahnya masalah pelik ini Allah selesaikan dengan mujizat yang luar biasa.
Menurut ahli gizi modern, setiap hari manusia memerlukan lima jenis makanan agar memperoleh gizi yang berimbang. Umat Israel hanya memakan satu jenis makanan saja, tetapi mereka sudah dapat hidup dengan sehat. Sekali lagi hal ini membuktikan kemahakuasaan Allah, tidak terbatas oleh ilmu pengetahuan dan melampaui pengetahuan manusia tentang gizi.
Sebenarnya apakah manna itu? Alkitab menjelaskannya: “warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu.” Hanya itu saja, tidak ada penjelasan lain. Jadi manna adalah makanan yang sama sekali asing bagi manusia modern, namun pasti kaya gizi, cukup untuk kebutuhan hidup tubuh manusia. Kalau tidak, tentulah bangsa Israel itu mati karena kelaparan atau sakit.
Karena itu, untuk apa lagi mereka kuatir dan gelisah, hanya akan merusak iman kepada Allah dan mengacaubalaukan perasaan. Kita harus percaya, kalau di masa lampau Allah dengan mudah menyelesaikan urusan makan minum umat Israel, hari ini Dia juga dapat dengan mudah mengatasi masalah kehidupan sehari-hari kita.
Saat-saat saya berada dalam pencobaan yang sangat berat, hampir-hampir membuat saya kehilangan iman. Tetapi saya selalu mengalami tergenapinya janji Allah, ‘cukuplah kasih karunia-Ku’ ini. Karena itu saya semakin percaya bahwa kasih karunia Allah cukup bagi saya, saya tidak lagi mau kuatir, belajar pada sikap Paulus yang lebih suka bermegah atas kelemahan diri sendiri. Sebab ketika saya bermegah atas kelemahan saya, kuasa Kristus turun menaungi saya. Sebab jika saya lemah, maka saya kuat dengan bersandar kepada-Nya.
Saudara saudari kekasih, bila Anda menghadapi masalah yang tidak dapat diatasi, serahkanlah kesulitan itu kepada Allah! Cukuplah kasih karunia Allah, ini adalah cara paling ampuh untuk menyelesaikan permasalahan. Marilah kita belajar pada Paulus yang lebih suka bermegah atas kelemahannya, agar kuasa Kristus turun menaungi kita, agar kita menjadi kuat di dalam Yesus Kristus.
“Phoenicurus ochruros” by xulescu_g is licensed under CC BY-SA