SAUH BAGI JIWA
“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.” (Pkh. 3:1)
“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.” (Pkh. 3:1)
Bunga mawar yang anggun tidak mekar pada musim dingin bersalju; serpihan salju tidak akan turun pada musim panas; pohon tidak akan mengeluarkan buah di musim dingin; daun hijau pohon tidak akan berganti warna di musim semi dan musim panas. Karena segala sesuatu ada masanya, ada musim, bila waktunya belum tiba, tidak ada pergantiannya.
Allah yang mahakuasa bisa saja menjadikan alam semesta hanya dengan satu firman saja. Namun Allah menggunakan enam hari untuk menciptakan semuanya itu, mengajarkan kita kebenaran bahwa ‘Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.’ Melalui penciptaan-Nya, Allah menempatkan manusia di dalam kerangka waktu dan ruang, maka setiap manusia ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk segala sesuatu.
Allah punya jadwalnya sendiri, karena itu kita tidak dapat terburu-buru. Bila waktunya belum tiba, percuma saja kita berharap; bila waktunya genap, segalanya terjadi dengan sendirinya. Abraham dan Sara harus menunggu selama 25 tahun untuk mendapatkan anak; Yusuf harus menunggu 13 tahun untuk lepas dari sengsara menjadi mangkubumi Mesir; Musa harus dilatih Allah selama 40 tahun di padang gurun sebelum dia memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir; sewaktu Allah menyuruh Samuel mengurapi Daud menjadi raja, Daud masih seorang remaja, dia harus menunggu sampai belasan tahun sampai berumur 30 tahun, baru secara resmi menjadi raja.
Hanya saja kita tidak perlu kuatir, seberapa lama Allah mau kita menanti, kalau waktunya tiba, semuanya pasti terjadi. Allah tidak akan membuat kita menanti lebih lama sekalipun hanya sehari saja. Sama seperti Abraham dan Sara yang menunggu selama 25 tahun, Yusuf menunggu selama 13 tahun, Musa menunggu selama 40 tahun, Daud menunggu selama belasan tahun, Allah tidak memperpanjang derita penantian mereka sekalipun hanya satu hari.
Karena itu, kita janganlah gelisah, biarlah kita menanti Allah dengan tenang! Allah punya jadwal waktunya, semua ada masanya dan ada waktunya. Hanya saja kita tidak tahu dan tidak akan pernah tahu, karena Dia tidak memberitahukan kita jadwalnya. Dia mau kita belajar menantikan-Nya. Karena “TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia. Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.” (Rat. 3:25-26)
Percayalah bahwa Tuhan tidak akan mengecewakan kita. Ia tidak akan membiarkan kita menderita percuma, “Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.” (Hab. 2:3)