SAUH BAGI JIWA
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 08 Feb 2021
“Sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.” (2Kor. 6:10)
“Sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.” (2Kor. 6:10)
Ajaran Tuhan Yesus sering kali berlawanan dengan logika duniawi. Dunia mengajarkan kita untuk mengejar kekayaan supaya dapat menikmati hidup. Tetapi Tuhan Yesus berfirman: “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.” (1Tim. 6:6-8)
Dunia mengajarkan kita untuk menggunakan hidup sekarang ini dengan berusaha dan bersenang-senang, melakukan semua yang disukai hati. Tetapi Tuhan Yesus mengajarkan: ““Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.” (1Kor. 10:23), juga: “Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan.” (1Tes. 4:3-4).
Dunia mengajarkan kita jangan mau dirugikan orang, tetapi mata ganti mata, gigi ganti gigi. Namun Tuhan Yesus mengatakan: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Mat. 5:44). Dan juga, “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.” (Luk. 6:27-28).
Dunia mengajarkan kita untuk mengerjakan dan mengutamakan kepentingan sendiri, tetapi Tuhan Yesus mengajarkan: “Jangan seorangpun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.” (1Kor. 10:24)
Dunia mengajarkan kita bila diperlakukan tidak adil, kita harus membela diri dan menuntut pembalasan. Tetapi Tuhan Yesus berfirman: “Janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.” (Rm. 12:19).
Karena itu berbahagialah orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Walau tubuh mereka hidup di dunia dengan pengajaran yang keliru, tetapi roh mereka laksana hidup di surga, tidak terpengaruh dan tidak terbelenggu oleh dunia. Logika surgawi mendatangkan kemerdekaan sejati, damai sejahtera, sukacita, dan kelepasan bagi kita.
Kiranya kita dapat menjadi saksi yang bagaikan awan, menyaksikan Injil kepada orang-orang di sekitar kita, berbagi logika surgawi dengan mereka: sebagai orang yang berdukacita, namun bersukacita karena Tuhan; sebagai orang miskin, kaya bagi banyak orang karena Tuhan; sebagai orang tak bermilik, namun memiliki segala sesuatu karena Allah Bapa!