SAUH BAGI JIWA
“Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini; pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk.” (Yos. 14:10-11)
“Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini; pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk.” (Yos. 14:10-11)
Setelah dua belas orang pengintai menunaikan tugas mereka di negeri Kanaan, hanya Kaleb dan Yosua yang tidak gentar pada orang Enak yang berbadan raksasa itu. Mereka mendesak agar rakyat jangan takut pada penduduk Kanaan. Asalkan bersandar kepada Allah, mereka pasti dapat menaklukkan negeri yang berlimpah susu dan madu itu.
Waktu itu Kaleb baru berusia 40 tahun, dan Allah memuji dia: “Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.” (Bil. 14:24).
Sesungguhnya negeri perjanjian Kanaan itu sudah di depan pelupuk mata. Bila orang Israel percaya kepada Allah, mereka akan dengan mudah memperoleh negeri itu. Tetapi mereka berhati jahat karena tidak percaya. Hal ini menimbulkan murka Allah, Allah lalu menghukum mereka, sesuai dengan jumlah hari mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari, satu hari dihitung satu tahun. Jadi empat puluh tahun lamanya mereka harus berjalan memutar untuk bisa masuk ke negeri Kanaan, yang sebetulnya cukup sebelas hari saja!
40 tahun kemudian, bangsa Israel akhirnya dapat masuk ke negeri Kanaan, tiba saatnya tanah negeri itu dibagi-bagikan ke semua suku Israel, pada waktu Kaleb sudah berumur 85 tahun. Menurut ukuran orang zaman sekarang, orang yang berumur 85 tahun sudahlah tua renta, tidak lagi kuat berbuat apa-apa. Namun, Kaleb yang sudah berumur 85 tahun itu memohon kepada Yosua agar mengijinkan dia memimpin penyerangan ke Hebron yang sangat sulit karena merupakan kediaman suku Enak yang raksasa itu.
Kaleb bukanlah tidak tahu kemampuan diri sendiri. Tetapi dia percaya, menang atau kalah dalam peperangan bukanlah karena kekuatan diri sendiri, melainkan karena penyertaan Allah. Dia percaya janji Allah tidak akan percuma, asalkan bersandar kepada Allah, dia pasti dapat mengusir orang Enak itu! Iman seperti ini yang sangat kita perlukan sekarang.
Dua kali dalam hidupnya Kaleb menghadapi orang Enak, tetapi dia sama sekali tidak gentar karena bersandar kepada Allah. Pertama sewaktu berumur 40 tahun, dia diutus Musa mengintai negeri Kanaan, dan dia tidak menjadi takut melihat orang Enak. Sekarang dia berumur 85 tahun ketika akan dibagi-bagikan negeri Kanaan, dia tetap tidak takut kepada raksasa Enak. Bukan Yosua yang mengutusnya, melainkan dia sendiri yang meminta untuk maju melawan orang Enak, dan dia percaya Allah akan memberi kemenangan kepada dia.
Hari ini iman kita dan pelayanan kita kepada Tuhan sangat jauh dibandingkan dengan Kaleb. Sebagian besar dari kita lebih muda dari Kaleb yang berumur 85 tahun itu, tetapi kita lebih sering menolak pekerjaan kudus. Maka apabila kita sekarang ini sedikit bekerja untuk Tuhan, kalau kita berusaha sedapat mungkin menolak pekerjaan kudus, kita harus ingat pada Kaleb.
Kiranya kita mempunyai sikap mental seperti Kaleb, setia mengikuti Tuhan, bertekad menyelesaikan pekerjaan Tuhan, mengambil inisiatif untuk melayani Tuhan dan berjuang bagi gereja Tuhan, maka kita pasti akhirnya memperoleh mahkota kehidupan!