SAUH BAGI JIWA
“Seketika terang tidak terlihat, karena digelapkan mendung; lalu angin berembus, maka bersihlah cuaca.” (Ayb. 37:21)
“Seketika terang tidak terlihat, karena digelapkan mendung; lalu angin berembus, maka bersihlah cuaca.” (Ayb. 37:21)
Saya paling suka memandang awan. Waktu berjalan kaki, di mobil, naik pesawat terbang, juga saat duduk-duduk di rumah, setiap kali ada kesempatan saya suka memandangi awan. Awan putihi nan cantik menyajikan beragam bentuk yang aneh-aneh dan terbang melayang dengan bebas, membuat saya membayangkan betapa Allah adalah kreatif, romantis, humoris, dan suka bermain seperti anak-anak.
Setiap kali berada di mobil, saya selalu memandang langit biru, dan berseru mengajak keluarga ikut memandang awan-awan yang menakjubkan. Saya sering berpikir, Allah sangatlah adil. Dia menyajikan pertunjukan di langit yang sama baik kepada orang kaya maupun kepada orang miskin. Kalau kita tidak punya uang untuk jalan-jalan ke tempat wisata, kita boleh banyak melihat langit yang biru, menyaksikan rangkaian untaian awan-awan yang nakal, kita akan terimbas perasaan bebas merdeka mengikuti melayangnya awan, ini akan berfaedah untuk proses penyembuhan kita.
Awan putih yang cantik laksana Allah menempatkan kita dalam kemujuran, hari-hari menyenangkan, hidup tenang dan lancar, orang-orang bergembira ria, karena tidak ada badai taufan yang menyerang.
Tetapi Allah juga sekali-sekali menjerumuskan kita ke situasi yang susah, laksana awan putih tiba-tiba menggumpal menjadi awan gelap, bumi seketika menjadi gelap, angin ribut disertai hujan deras segera menerpa, membuat kita terkesima dan resah.
Hanya saja, bagaimana bisa ada hujan tanpa awan gelap? Bagaimana tanah bisa dibasahi air tanpa hujan, bagaimana pohon dan rumput bisa tumbuh subur? Situasi yang susah seperti awan gelap memang menjengkelkan, tetapi orang yang dibaptis olehnya akan menemui semuanya menjadi baru.
Hai anak-anak Allah! Seperti tertulis, seketika terang tidak terlihat, karena digelapkan mendung, tetapi setelah engkau menyelesaikan pelajaran yang diberi Allah, Dia akan menghembus angin menghalau sengsaramu, maka bersihlah cuaca!
Allah bertakhta di atas awan, Dia melihat dan menjagamu di atas awan mendung. Ingatlah, di atas awan mendung langit tetap cerah! Semua penderitaan yang membuat engkau sedih, semua kesusahan yang menggoncangkan engkau, semua luka yang membuat engkau menangis, semua ujian yang membuat engkau menderita, tetapi sesungguhnya adalah awan gelap dalam perjalanan rohanimu!
“Before Storm Barbara” by Nick Fewings 5 Million Views is licensed under CC BY