SAUH BAGI JIWA
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” (Matius 18:3).
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” (Matius 18:3).
Anak kecil adalah orang yang paling polos, murni dan menyenangkan, mereka dalam banyak hal belum bisa mandiri sehingga harus mengandalkan asuhan orang tuanya. Terlebih, bayi yang baru lahir, begitu keluar dari rahim ibunya, tidak ada yang bisa dia lakukan kecuali menangis!
Bayi melalui tangisan menyatakan kebutuhannya. Bila dia terus menerus menangis, mungkin dia mau menyampaikan kepada ibunya: ‘aku lapar, aku mau minum susu!’; atau ‘aku haus, aku mau minum air!’; mungkin juga: ‘popok saya sudah basah, tolong diganti!’; atau ‘aku lelah, aku mau tidur!’; mungkin juga: ‘perutku sakit, aku demam!’.
Setiap ibu mendengar bayinya menangis, pasti segera menengok bayinya, lalu sibuk menebak apa yang perlu dilakukan untuk menghentikan tangisan bayinya. Bila semua sudah dilakukan, bayinya masih saja menangis, ibu akan tidak bosan-bosannya berkata: ‘Anakku, jantung hatiku, kamu kenapa? Sini ibu sayang kamu.’
Tidak ada ibu yang tidak memperhatikan kebutuhan anaknya. Anak sejak lahir adalah bagian dari daging ibu, selalu adalah jantung hati ibu! Alkitab tertulis: “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” (Yesaya 49:15).
Allah mengasihi kita lebih dari pada ibu mengasihi anaknya. Kalau seorang ibu tidak dapat melupakan bayinya, lebih lebih Allah tidak akan melupakan kita anak-anak-Nya, karena itu Allah berfirman: “Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.” (Yesaya 49:16); juga: “Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.” (Yeremia 31:3).
Karena itu, marilah kita kembali menjadi seperti anak kecil, datang ke hadirat Tuhan Yesus dan berseru: ‘Tuhan, aku lapar! Mohon Engkau mengenyangkanku dengan firman-Mu!’; ‘Tuhan, aku haus! Mohon Engkau memberikan air hidup-Mu untuk menghilangkan dahagaku!’; ‘Tuhan, aku orang berdosa, aku sering berbuat salah, mohon Engkau membersihkan aku!’; ‘Tuhan, hatiku murung, mohon Engkau memberiku kekuatan agar aku tidak lagi kuatir!’; ‘Tuhan, hatiku kacau, mohon Engkau menolong aku agar tenang dan berserah dalam segala hal!’; ‘Tuhan, aku sering tersesat di dunia yang penuh kesibukan ini, mohon Engkau menuntun dan menyelamatkanku, jangan biarkan aku tenggelam dan binasa!’.