SAUH BAGI JIWA
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 07 Jan 2021
“Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.” (Zakharia 4:6)
“Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.” (Zakharia 4:6)
Allah melakukan segala sesuatu tidak pernah memerlukan keperkasaan atau kekuatan manusia, melainkan Roh-Nya sendiri. Dengan demikian setelah selesai, orang tidak bisa menyombongkan diri bahwa itu terjadi karena keperkasaan dan kekuatan manusia, lalu memandang rendah Allah.
Dahulu kala, sewaktu Allah memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, jumlah mereka ada sekitar 600 ribu orang laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak. Di tengah mereka masih ada banyak orang dari berbagai-bagai bangsa, dan sangat banyak ternak kambing domba dan lembu sapi. Jumlah yang demikian banyak, sekalipun di zaman sekarang, memerlukan berapa banyak pesawat, atau kapal, atau kereta api, atau truk untuk mengangkut mereka, apa lagi zaman itu, alat transportasi yang paling umum pun hanyalah kuda atau sapi.
Pada waktu itu, Allah tidak mengutus malaikat untuk melindungi mereka, juga tidak menyuruh suatu negara mengirim tentaranya untuk mengawal mereka, Allah sendiri yang mengiringi mereka sepanjang perjalanan! Alkitab tertulis: “TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu.” (Keluaran 13:21-22). Jadi Allah dalam mengerjakan segala sesuatu, Dia tidak mengandalkan keperkasaan atau kekuatan manusia, cukup dengan roh-Nya sendiri!
Tuhan memilih 12 rasul-rasul dari antara nelayan, pemungut cukai, dan orang dari kalangan bawah di masyarakat. Mereka bukan orang besar, bukan orang terkenal, bukan cendekiawan, mereka semua adalah orang-orang kecil di kalangan akar rumput, tetapi Tuhan justru memilih mereka menjadi pejuang rohani di baris terdepan!
Tidak ada yang membayangkan, setelah Tuhan Yesus mati, bangkit lalu naik ke sorga, mereka menjadi sangat berani memberitakan Injil Tuhan, dan akhirnya satu per satu mati demi Tuhan, menggenapi firman Tuhan: “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” (Yohanes 12:24). Pengorbanan rasul-rasul memacu kemajuan agama Kristen, hal ini tidak pernah terbayangkan oleh siapapun sebelumnya.
Saudara saudari kekasih, Allah di zaman dahulu dapat membawa bangsa Israel yang sudah diperbudak selama 430 tahun itu keluar dari Mesir, juga dapat mencetak orang-orang kecil menjadi laskar Kristus, maka kegagalan, pukulan, kesusahan, penderitaan yang kau alami hari ini, di mata Allah hanyalah seperti sebutir pasir atau setitik air saja, sangat tidak berarti. Karena itu serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, agar kau dapat menyaksikan kuat kuasa Allah memimpinmu keluar dari sengsara dan beroleh damai sejahtera!