SAUH BAGI JIWA
“Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu?” (Yehezkiel 34:2)
“Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu?” (Yehezkiel 34:2)
Daud adalah gembala yang baik, ketika domba-domba diserang oleh singa atau beruang, dia tampil melindungi mereka walaupun berbahaya. Sikapnya sewaktu masih muda ini, yaitu melindungi domba-domba walaupun jiwanya terancam, tetap melekat padanya setelah menjadi raja. Kemudian terjadi dia menyuruh menghitung jumlah rakyat, hal ini membangkitkan murka Allah sehingga ada tujuh puluh ribu rakyat yang mati kena penyakit sampar, Daud segera berdoa memohon kepada Allah agar jangan menulahi rakyat, melainkan cukup dirinya dan kaum keluarganya saja, sungguh menunjukkan sikap gembala yang membela dombanya!
Tuhan Yesus berkata: “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.” (Yohanes 10:11). Daud adalah gembala yang baik karena dia rela mati untuk domba-dombanya. Tuhan Yesus terlebih gembala yang baik yang mati untuk seluruh umat manusia. Namun banyak raja-raja yang meneruskan Daud, bukanlah gembala yang baik, mereka hanya memikirkan kepentingan sendiri saja, tidak peduli atas hidup matinya domba-domba, sehingga rohani domba-domba binasa.
Dahulu kala, melalui nabi Yehezkiel, Allah menegur gembala, termasuk gembala zaman sekarang ini, janganlah menjadi gembala yang hanya menggembalakan dirinya sendiri, tidak menggembalakan domba-dombanya. Allah berfirman: “Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman. Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan.” (Yehezkiel 34:3-5)
Bila gembala tidak menggembalakan dombanya, rohani domba-domba akan menjadi semakin lemah, sama saja seperti tidak ada gembala. Domba-domba sekarang ini hidup dalam dunia yang penuh dengan pencobaan, roh mereka hanyut tersesat menjadi mangsa binatang buas yaitu Iblis.
Karena itu Allah berfirman: “Aku sendiri akan menjadi lawan gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-domba-Ku dari mereka dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-domba-Ku. Gembala-gembala itu tidak akan terus lagi menggembalakan dirinya sendiri; Aku akan melepaskan domba-domba-Ku dari mulut mereka, sehingga tidak terus lagi menjadi makanannya. Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya.” ((Yehezkiel 34:10-11), “maka Aku akan menolong domba-domba-Ku, supaya mereka jangan lagi menjadi mangsa dan Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba.” (Yehezkiel 34:22)
Teguran Allah kepada gembala patut didengar oleh gembala. Tuhan Yesus rela meninggalkan 99 domba, untuk mencari satu domba yang tersesat, kiranya para gembala hari ini juga bersikap demikian! Tugas utama gembala adalah menggembalakan domba, bukan diri sendiri. Kiranya domba-domba di dalam gereja, yang lemah menjadi kuat, yang sakit menjadi sembuh, yang luka dibalut, yang terusir dituntun kembali, yang hilang dicari, dengan demikian gembala tidak melalaikan amanat yang diserahkan Allah kepadanya.