SAUH BAGI JIWA
“Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.” (Yoh. 9:4)
“Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.” (Yoh. 9:4)
Seorang saudara seiman yang sedang sakit dan sekarat, menyesalkan sewaktu dia masih sehat tidak banyak melakukan pekerjaan kudus. Kebanyakan kita merasa masih muda, hidup masih panjang dan kesempatan masih banyak untuk melakukan pekerjaan kudus, dan belum tergerak untuk ambil bagian dalam pekerjaan kudus di gereja. Kalau bukan pura-pura tidak melihat adanya kebutuhan pekerja pelayanan, kita akan sedapat mungkin menunda-nundanya. Sampai tiba waktunya kita merasa siap untuk mengerjakannya, sayangnya sudah terlambat.
Keadaan ini sama seperti kebanyakan orang yang menganggap dia punya banyak kesempatan untuk menemani keluarganya, pergi jalan-jalan, bersantai, belajar, dan sebagainya. Dia selalu merasa masih ada banyak waktu untuk melakukan apa yang ingin dia lakukan. Tetapi seperti tertulis di Alkitab: “Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” (Yak. 4;14)
Tidak ada yang tahu masa depan seperti apa, juga tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok. Hari ini kalau kita tidak mau bekerja untuk Tuhan, apakah esok masih ada kesempatan? Hanya Tuhan yang tahu. Karena itu gunakanlah kesempatan yang ada, lakukan pekerjaan kudus, ini adalah tindakan yang paling bijaksana.
Tuhan Yesus menasihati kita untuk segera mengerjakan pekerjaan selagi hidup kita masih siang. Jangan sampai hidup kita sudah masuk malam hari, waktu itu sudah tidak ada kesempatan dan kekuatan untuk mengerjakannya. Kitab Pengkhotbah tertulis: “Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.” (Pkh. 9:10) Dunia orang mati adalah tempat di mana hanya ada maut, perhentian, kesunyian, penantian untuk penghakiman; di situ tidak ada pekerjaan, tidak ada rencana, tidak ada pengetahuan, tidak ada hikmat, tidak ada semuanya.
Di pulau Patmos, Yohanes mendapat wahyu dari Tuhan menuliskan Kitab Wahyu. Dia menyatakan kepada umat dunia: “Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” “Sungguh,” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.”” (Why. 14:13)
Apabila seseeorang tidak melakukan pekerjaan kudus semasa hidupnya, bagaimanakah malaikat bisa mengumumkan bagi dia: ‘Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan’? Bagaimanakah malaikat bisa bersorak untuk dia: ‘boleh beristirahat dari jerih lelah, karena segala perbuatannya menyertai dia’?
Kalau tidak bekerja, dari manakah perbuatan? Kalau tidak berjalan, dari manakah jejak? Setiap orang yang berjalan pasti meninggalkan jejak, demikian pula setiap orang yang berjerih lelah untuk Tuhan akan mendapat mahkota kemuliaan. Namun mereka yang tidak pernah berjalan demi Tuhan, bagaimana dia bisa meninggalkan jejak? Tidak pernah berjerih lelah untuk Tuhan, bagaimana bisa mendapat mahkota kemuliaan?
“43.DistrictCondos.14S.NW.WDC.15April2011” by Elvert Barnes is licensed under CC BY-SA