SAUH BAGI JIWA
“Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya.” (Mzm. 78:72)
“Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya.” (Mzm. 78:72)
Allah sering menuntun kita dengan kecakapan tangan-Nya, terlebih sewaktu jalan di depan kita masih gelap, tidak jelas atau buntu. Dalam sembarang waktu tiba-tiba saja suatu hal yang sederhana dapat terjadi, dan langsung saja keadaan berubah total. Hal sederhana itu tidak dianggap penting oleh kebanyakan orang, tetapi bagi orang yang rohaninya tajam, segera dia menyadari bahwa itu adalah perbuatan tangan Allah yang cakap.
Kejadian yang seolah-olah sederhana dan biasa saja, bagi anak-anak Allah bukanlah suatu kebetulan, tetapi terjadi atas pekerjaan Roh Allah untuk menggenapi kehendak-Nya. Hanya orang yang rohani dapat memahami hal ini, sementara orang-orang dunia tidak merasakan apa-apa. Mereka tidak tahu bahwa Allah diam-diam membuka jalan bagi mereka yang Ia kasihi. Walaupun dalam keadaan gelap, tetapi dengan iman manusia yang rohani dapat mantap melangkah, dan di depannya semakin terang.
Jadi apabila kehendak Allah masih tersembunyi dan jalanan seolah-olah tertutup, kita harus semakin berserah pada tangan Allah. Biarkanlah Allah menggembalakan kita dengan ketulusan hati-Nya, dan menuntun kita dengan kecakapan tangan-Nya. Sekalipun Ia tidak memberitahukan kita keadaan dan perkembangan di depan kita, tetapi Ia akan bertanggung jawab atas kita sampai pada kesudahannya.
Hamba tua Abraham mendapat tugas untuk mencarikan seorang istri bagi Ishak Ketika tiba di Kota Nahor, Abraham berdoa memohon kepada Allah agar “buatlah kiranya tercapai tujuanku pada hari ini”. Baru saja ia selesai berdoa, datanglah Ribka menimba air. Apakah ini satu kebetulan? Ketika Ishak bermaksud menetap di Gerar dan memerlukan sumur air, hambanya menggali di lembah langsung mendapati mata air yang berbual-bual. Apakah ini kebetulan? Yusuf dipenjarakan di Mesir, tetapi karena dapat mengartikan mimpi Firaun, seketika menjadi mangkubumi Mesir. Apakah ini kebetulan saja? Setelah Musa berumur tiga bulan, ibunya tidak lagi dapat menyembunyikannya sehingga ia meletakkannya di sebuah peti pandan dan dihanyutkan di sungai Nil. Musa lalu ditemukan oleh putri Firaun yang mengangkatnya menjadi anak, dapat hidup di istana Firaun belajar semua ilmu Mesir. Apakah ini juga kebetulan? Kita tahu, setiap kejadian dalam peristiwa peristiwa itu, tidak ada satu pun yang kebetulan semata, tetapi semuanya adalah oleh tuntunan tangan Allah yang cakap.
“Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.” (Yes. 40:11), “Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan.” (Yes. 55:12), “TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.” (Yes. 58:11)
Dahulu Allah menuntun dengan tangan kecakapan-Nya umat-umat kudus-Nya, hari ini Ia juga akan menuntun kita dengan tangan kecakapan-Nya.