SAUH BAGI JIWA
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 15 Sep 2020
“Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.” (Ibr. 11:8)
“Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.” (Ibr. 11:8)
Setiap musim gugur tiba, bermacam-macam burung bermigrasi dari Kanada ke Amerika untuk melewati musim dingin, termasuk sejenis kupu-kupu yang disebut ‘kupu-kupu Monark’. Di musim gugur yang berhiaskan warna warni mereka berbondong-bondong terbang dari Kanada ke Meksiko untuk menghindari cuaca beku. Ini adalah salah satu migrasi alam yang spektakuler: ratusan juta kupu-kupu melintasi danau Erie dan negara bagian Texas, terbang ke hutan pinus di lembah yang berada di bagian tengah Meksiko.
Perjalanan ini menempuh jarak kira-kira 4000 kilometer, sehingga para ilmuwan tercengang bagaimana kupu-kupu yang lemah ini bisa terbang demikian jauh. Mereka kemudian melakukan penelitian dan menemukan bahwa umur alami mereka yang rata-rata adalah dua bulan, karena perjalanan migrasi ini umur mereka menjadi lebih panjang untuk mencapai tempat tujuan akhir, bertelur, lalu mati. Musim semi berikutnya, kupu-kupu Monark ini sudah melewati empat generasi, lalu terbang kembali berbondong-bondong ke Kanada melalui perjalanan semula.
Demikianlah ajaibnya ciptaan Allah! Kepada kupu-kupu yang sedemikian kecil saja Allah melengkapinya dengan sistem navigasi yang canggih. Mereka dituntun oleh sinar matahari untuk mencapai tujuan dengan tepat. Tidak ada seekor pun yang tetap hidup memimpin generasi baru untuk pulang kembali ke tempat asal, jadi setiap kupu-kupu melakukan perjalanan yang belum pernah mereka tempuh. Tetapi mereka tidak tersesat, karena Allah adalah guru dan penuntun mereka yang paling handal!
Rupanya iman kupu-kupu itu lebih besar dari iman kita! Sewaktu mereka terbang dari utara ke selatan, mereka tidak tahu harus terbang ke mana, mereka tetap dengan riang gembira terus terbang. Mereka tidak kuatir tenaganya akan habis, tidak kuatir terjadi perubahan cuaca, tidak pusing oleh jauhnya perjalanan, juga tidak risau pergi ke tempat yang asing sekali. Mereka terbang dengan sayap iman yang polos kepada Allah.
Saudara yang kekasih, marilah kita menjadi seperti kupu-kupu itu, dengan bersandar kepada Allah kita terbang leluasa dengan sayap iman! Bukan disertai perasaan takut, bukan dengan ragu-ragu, melainkan disertai pujian sukacita, dengan berani kita terbang menembus langit. Sekali pun ketika kita berangkat, kita tidak mengetahui tempat yang kita tuju, tetapi karena segala sesuatu ada di tangan Allah, pastilah Dia akan menuntun kita selamat sampai ke tempat tujuan!
Ketika dipanggil, Abraham tidak tahu tempat tujuannya. Ia hanya taat saja, sama seperti kupu-kupu Monark itu yang karena percaya kepada Allah, berangkat terbang dengan sayap iman, tanpa sedikit pun keraguan meninggalkan tempat asal. Kiranya kita juga memiliki iman yang sepolos dan setulus ini!