Suara Sejati
Dalam Kelemahan Kasih-Nya Sempurna
“Sdri. Marissa Eka Lukiman, Gereja cabang Pungkur, Bandung”
Tanggal 30 Desember 2019, saya, suami, kakak dan anaknya yang baru usia 3 tahunan, pulang ke Cianjur untuk merayakan malam pergantian tahun bersama orangtua di Cianjur. Karena saya dan kakak sudah lama tinggal di Bandung, sejak kami sekolah, bekerja, sampai memiliki keluarga, pulang ke Cianjur tiap akhir tahun sudah menjadi kebiasaan kami hampir tiap tahun.
Keesokan harinya, 31 Desember 2019, ada kebaktian tutup tahun di GYS Cianjur. Acara dimulai jam 18:00 sampai tengah malam ditutup doa menjelang menit pergantian tahun. Kami datang ke Gereja mengikuti acara itu. Tapi jam 21:00 kami pulang dulu ke rumah untuk bisa beristirahat. Menjelang tengah malam, kami kembali ke gereja untuk mengikuti doa pergantian tahun. Saya hanya ingat momen saat kami tiba dan parkir di seberang gereja, setelah itu saya tidak ingat lagi apa yang terjadi.
Saat sadar, saya sudah berada di dalam mobil dengan kaki sebelah kanan terasa sakit dan kuping kanan berdengung. Kemudian saya ada di RS dengan kesadaran terbatas dan dikelilingi banyak orang. Belakangan baru tahu kalau saya dan kakak ditabrak oleh pengemudi motor yang mabuk saat akan menyeberang ke gereja.
Kakak yang sedang mengandung 6 bulan mengalami memar di sekujur tubuh, tapi puji Tuhan kandungannya aman. Saya pingsan. Tulang kaki kanan patah, dan pendarahan di otak. Saya dioperasi, tulang kaki kanan dipasang pen. Kemudian harus menjalani rawat inap selama 2 minggu.
Karena terjadi pendarahan di otak, saya mengalami sakit kepala hebat setiap hari. Sudah diberi obat penahan sakit oral & infusan, tapi rasa sakitnya tidak hilang. Saat itu saya cuma bisa berseru pada Tuhan untuk menolong. Dari hasil CT scan, diketahui ada pembengkakan di sekitar pendarahan di otak sehingga menyebabkan sakit kepala yang tidak kunjung hilang. Akhirnya setelah saya mendapat penanganan yang tepat dari dokter, sakit kepala saya hilang. Puji Tuhan.
Tidak lama kemudian, kakak sudah kembali ke aktivitas normal, sedangkan saya masih dalam proses pemulihan setelah operasi tulang. Sungguh bersyukur, nyawa kakak dan saya masih dilindungi. Namun ternyata, pengobatan tidak selesai sampai di sana. Saya masih harus kontrol ke beberapa dokter dan melakukan fisioterapi secara rutin supaya saya dapat berjalan kembali.
Lalu terjadilah wabah virus COVID-19. Saya tidak lagi bisa datang ke rumah sakit dengan bebas, hanya bisa kontrol lewat media komunikasi. Bulan demi bulan berlalu, wabah ini tidak kunjung selesai. Ketika sudah waktunya kontrol, dokter tidak bisa dihubungi. Beliau tidak membalas pesan di HP. Pertengahan April 2020, saya kembali mengalami sakit kepala terus menerus selama beberapa hari. Sebelumnya saat masih dirawat di RS, saya pun pernah mengalami hal yang sama. Saya jadi gelisah, kuatir jika ada sesuatu yang salah pada otak saya karena memiliki riwayat perdarahan.
Akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke RS yang lain saat saya dirawat, karena saya ingin coba mencari opini lain dari dokter yang berbeda. Lalu saya pergi ke dokter itu. Dia melihat hasil CT scan saya, dan terkejut melihat kondisi saya yang begitu baik. Hasil CT scan saya menunjukkan pendarahan besar, dikategorikan sebagai cedera berat. Lokasi pendarahan di pusat memori. Dokter bertanya apa saya mengalami kesulitan untuk mengingat nama, tanggal, nomor HP. Saat itu saya jawab “tidak dokter, saya masih dapat mengingat semuanya dengan baik.” Dokter merasa heran dengan keadaan saya. Katanya, dari hasil CT scan, harusnya saya sudah dalam kondisi parah.
Mungkin ada orang yang berpikir, saya kan mau doa ke gereja, kenapa Tuhan tidak melindungi? Memang hal ini musibah, tapi justru dalam musibah ini, saya merasakan penyertaan Tuhan yang luar biasa. Di dalam kecelakaan ini, Tuhan menjaga. Dia tetap melindungi. Masih memberi saya nafas hidup.
Memang saya terbentur dengan sangat keras, dasar tengkorak saya retak, tapi saya selamat. Tidak mengalami hal-hal buruk yang seharusnya terjadi. Saya merasa baik-baik saja. Semua ini berkat kasih kemurahan Tuhan.
“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.”” (2 Korintus 12:9)
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus,
amin.