Suara Sejati
Bypass Jantung
“Sdr. Rusmidi Karyoko, Gereja cabang Samanhudi, Jakarta”
Papa saya seorang perokok aktif. Sejak remaja, sehari papa bisa menghabiskan minimal dua bungkus rokok. Sebelum usianya yang ke-50, papa mulai terserang penyakit darah tinggi. Belum sampai usia ke-60, jantung beliau mulai bermasalah.
Menjelang kejadian itu, memang sebelumnya sudah beberapa kali papa mengeluh merasa pusing dan nafasnya terasa pendek.
Tetapi karena papa memang sudah lama ada tekanan darah tinggi, kami lalai dan berpikir seperti biasa, yaitu saat papa minum obat nanti rasa pusingnya juga membaik.
Akhir bulan Desember tahun 2010, saat papa sendirian di rumah, ia terjatuh. Begitu kami pulang ke rumah, kami mendapati bahwa dagu papa sudah berlubang besar. Begitu mengerikan, robeknya besar sekali. Kami langsung bawa papa ke Rumah Sakit. Di sana dagunya dijahit.
Setelah melewati beberapa pertimbangan, pada tanggal 6-Januari-2011, kami akhirnya berangkat ke Penang, Malaysia, untuk mendengar pendapat dokter di sana.
Seperti biasa, pasien baru harus melalui serangkaian proses: Tes darah, tes urine, Rontgen, CT scan, dan lain sebagainya. Saat hasil keluar, dokter menjelaskan arti beberapa titik di layar.
Intinya, berdasarkan hasil pemeriksaan, ada cukup banyak sumbatan sekitar 90% di Jantung papa.
Dokter mengatakan bahwa kondisi demikian berbahaya. Oleh karena itu, hanya tersisa satu opsi yaitu: Operasi bypass jantung, karena opsi pasang ring sudah tidak mungkin untuk kondisi seperti ini.
Kami kembali ke kamar hotel dengan perasaan bingung. Saya tidak membawa uang tunai sebanyak itu, meskipun saat itu saya ada membawa beberapa kartu kredit.
Papa merasa lebih bingung lagi, tepatnya beliau merasa takut luar biasa karena ini operasi besar. Kami sudah pernah mendengar dari saudara, teman ataupun pasien lain, kalau operasi bypass jantung mengharuskan tulang dada pasien dipotong, supaya bisa dilakukan tindakan terhadap organ jantung.
Papa menangis ketakutan dan berkata bahwa dia tidak mau dioperasi. Kami maklum dan hanya membujuknya agar ia bersedia di operasi.
Lalu saya mencoba telpon ke Gereja Yesus Sejati di Penang. Puji Tuhan, malam itu juga pendeta dan diaken setempat langsung datang mengunjungi dan mendoakan papa. Padahal kami sama sekali tidak kenal dengan mereka.
Selama papa dirawat di sana, grup besuk Gereja Yesus Sejati—Penang sangat perhatian, dan mereka datang cukup sering untuk menghibur dan menguatkan hati kami.
Akhirnya papa bersedia dioperasi. Saudara-saudara kandung saya juga mendukung dalam doa dan dana.
Beberapa hari kemudian, sesuai jadwal, papa sambil berbaring di tempat tidur didorong masuk ruang operasi. Keluarga pasien hanya diperbolehkan menunggu di ruang khusus. Kami sangat gelisah melewati keadaan di hari itu, sebab terkadang kami melihat ada beberapa pasien yang mungkin gagal saat operasi.
Kami hanya dapat menebak-nebak melalui tangisan yang pecah dari pihak keluarga yang menunggu, atau perawat yang mendadak masuk ruang tunggu dengan wajah tegang. Rasanya hari itu berlalu dengan lama sekali. Yang dapat kami lakukan hanya berdoa dan berdoa.
Akhirnya perawat keluar dari ruang operasi dan memberitahukan kami kalau operasi papa sudah selesai dan papa sudah dipindahkan ke ruang ICU untuk pemulihan— sesuai standar pasca operasi besar.
Sore itu, di jam berkunjung, kami masuk ke ruang ICU untuk melihat kondisi papa. Badan papa dipenuhi dengan selang-selang dan kabel-kabel yang tersambung ke beberapa mesin.
Namun, papa sudah melewati tahap kritis. Kami sungguh bersyukur pada Tuhan Yesus.
Selama beberapa minggu di rumah sakit, saudara kandung saya dan ibu bergantian menjaga papa. Akhirnya papa diperbolehkan pulang ke Jakarta.
Sejak peristiwa tersebut, papa berhenti merokok. Sikap papa yang antipati terhadap Kristen juga mulai berubah. Ada saat-saat tertentu, papa tidak keberatan kalau kami ajak untuk beribadah bersama di gereja.
Walau sampai hari ini, papa belum bersedia dibaptis, kami tetap percaya bahwa ini adalah bagian dari “proses yang belum selesai,” sebab Tuhan Yesus mengasihi setiap manusia.
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus
amin